AAJI terbitkan tabel Mortalita III

Kamis, 26 Januari 2012 - 09:37 WIB
AAJI terbitkan tabel...
AAJI terbitkan tabel Mortalita III
A A A


Sindonews.com - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) telah merilis Tabel Mortalita (TM) III-2011 sebagai salah satu acuan baru bagi industri dalam menentukan premi secara komprehensif.

Kendati dalam TM III mengalami banyak perubahan, terutama data mortalita yang mengalami penurunan signifikan dari TM II, AAJI tetap optimistis tidak akan memengaruhi target pendapatan premi industri sepanjang tahun ini.

“Pertumbuhan industri, tidak hanya tergantung premi tetapi juga tergantung pada kondisi ekonomi. Tahun ini premi industri asuransi jiwa kita targetkan tumbuh 20–30 %. Kalaupun ada penurun premi (sebagai dampak dari tabel mortalita) saya kira industri masih tetap pada pertumbuhan di level itu (20%- 30%),” ujar Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim saat konferensi pers peluncuran Tabel Mortalita III 2011 di Jakarta, Rabu (25/1/2012).

Hendrisman menjelaskan, dalam menentukan premi, tabel mortalita hanya menjadi salah satu bahan acuan atau pembanding. Sehingga, perubahan penurunan tabel mortalita yang baru dirilis dalam TM III-2011 tidak langsung memengaruhi premi.

“Kalau aktuaris gunakan tabel ini dalam struktur premi, maka akan turun preminya. Tetapi besarnya tergantung dari masing-masing perusahaan,” papar Hendrisman.

Di kesempatan yang sama, Ketua Kelompok Kerja TM III-2011, Rianto Ahmadi Djojosugito menyatakan, dalam menentukan besaran premi, aktuaris akan menggunakan banyak faktor, selain tabel mortalita sebagai bahan acuan. Antara lain, asumsi pembiayaan, asumsi pembiayaan distribusi, rate investasi, pemutusan kontrak, dll.

“Nah,kalau dari aspek mortalita, tergantung tabel yang dipakai. Karena ini data total industri, maka setiap perusahaan yang akan menggunakan harus terlebih dahulu melakukan penyeseuaian dengan kondisi portofolio internalnya,” papar Rianto.

Rianto mengakui, dalam data TM III-2011 tingkat kematian lebih kecil, atau membaik dibanding dengan TM II. Maka dari itu, untuk risiko kematian, tentu harga preminya menurun secara signifikan. Namun, Rianto meyakini tabel tersebut akan sangat membantu dan mendorong industri untuk tumbuh.

“Tabel mortalitas ini kan lintas perusahaan. Representasi semua industri ini sangat menolong. Karena saat ini mulai banyak bisnis baru yang masuk ke dalam industri asuransi, mereka tentunya membutuhkan data mortalita, baik untuk pricing produk, atau untuk menentukan liabilities. Ini terutama perusahaan baru,” paparnya.

Lebih lanjut Rianto menjelaskan bahwa dalam TM III-2011 ini ditemukan banyaknya perubahan data mortalita sebagai masukan dari 41 perusahaan yang bergerak di asuransi jiwa, dibanding posisi data TM II yang mencover 13 perusahaan saja.

Contohnya, di TM III 2011 ini, pada portofolio, polis rupiah tercatat lebih banyak, sementara dolar sedikit. Ini juga terjadi dalam bisnis baru, di mana minimnya dolar sebagai akibat dari krisis moneter di tahun 1997-1998.

“Setelah krisis 1998, dolar semakin ditinggal, karena ada risiko curency,” jelas Rianto.

Masih dalam polis rupiah, data TM III 2011 menunjukkan bahwa polis dengan usia di bawah 50 tahun menguasai hingga 72 persen dari TM II. Sementara polis dengan usia di atas 50 tahun di TMI 2011 menguasai 102 persen dari TM II.

Sementara Ketua Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI) Budi Tampubolon mengatakan, TM III-2011 ini diharapkan dapat membantu aktuaris dalam mengestimasi risiko dan kewajiban yang ditanggung industri asuransi jiwa. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7812 seconds (0.1#10.140)