10.000 UKM binaan SMGR catat omzet Rp700 M

Kamis, 26 Januari 2012 - 10:57 WIB
10.000 UKM binaan SMGR...
10.000 UKM binaan SMGR catat omzet Rp700 M
A A A
Sindonews.com - Sebanyak 10 ribu unit UKM (Usaha Kecil Menengah) binaan PT Semen Gresik Tbk (SMGR) selama tahun 2011 telah mencatat omzet Rp700 miliar dengan tingkat penyerapan tenaga kerja mencapai 20 ribu orang. UKM binaan perusahaan pelat merah itu tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta hingga Bali.

UKM binaan terbanyak berasal dari Tuban yang mencapai 4.500 UKM dan Gresik sebanyak 3.000 UKM. PT Semen Gresik (Persero) Tbk kemarin menggelar UKM Award 2011 yang diikuti para UKM binaan PT Semen Gresik dan UKM binaan dari 21 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya. Jumlah seluruh UKM yang terseleksi sebanyak 120 UKM.

”Kegiatan ini bertujuan membantu dan mendorong pada pelaku UKM agar dapat mengembangkan usahanya,” ujar Direktur Utama PT Semen Gresik (Persero) Tbk Dwi Soetjipto usai penyerahan UKM Award Semen Gresik 2011.

Kegiatan ini bertujuan memberi penghargaan bagi UKM yang berkinerja bagus. Terdapat sejumlah kategori penilaian yang meliputi, kepatuhan pengelolaan keuangan, kepatuhan kewajiban angsuran dan kewirausahaan, kepedulian terhadap lingkungan, pertumbuhan penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan perdagangan dalam negeri dan ekspor, serta wirausaha muda. Dewan juri terdiri atas perwakilan pemerintah, akademisi, media massa, dan kalangan pengusaha.

“Dengan perkembangan UKM-UKM ini, kami harapkan terjadi kompetisi sebaik mungkin,” katanya.

Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Choirul Djamhari mengatakan, gejolak ekonomi dunia saat ini, menjadi peluang bagi UKM untuk mengembangkan dan memperbaiki kualitas produknya.

Apalagi, jumlah UKM di Indonesia cukup besar, mencapai 53,7 juta. UKM ini bergerak dalam berbagai sektor. “UKM ini merupakan sektor penyangga perekonomian. Dengan persaingan yang makin ketat ini, kualitas produk harus ditingkatkan dan bisa berdaya saing tinggi,” pintanya.

Persoalan permodalaan saat ini masih menjadi masalah serius di UKM. Dari jutaan UKM yang ada, hanya sebagian kecil yang terakses dunia perbankan. Artinya, mayoritas masih mengandalkan modal pribadi, bukan bank. Bunga bank yang tinggi, sekitar 12 persen hingga 14 persen, menjadi hambatan pelaku UKM mengambil modal dari bank.

Sebaliknya, bunga tinggi ditetapkan oleh bank lantaran kekhawatiran kredit macet karena usaha tidakjalan. "Sekarang pemerintah mengucurkan KUR (kredit usaha rakyat) dengan kredit rendah (sekitar enam persen). Saat ini, total KUR yang kucurkan pemerintah mencapai Rp30 triliun,” paparnya. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0626 seconds (0.1#10.140)