Genjot Swasembada Pangan lewat Program Intercropping Padi

Rabu, 27 November 2024 - 19:46 WIB
loading...
Genjot Swasembada Pangan...
PTPN III (Persero) melalui sub holding PT Perkebunan Nusantara IV akan menginisiasi program peremajaan sawit rakyat yang ditumpang sari atau intecropping dengan penanaman padi. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melalui sub holding PT Perkebunan Nusantara IV akan menginisiasi program peremajaan sawit rakyat yang ditumpang sari atau intecropping dengan penanaman padi. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya meningkatkan ketahanan pangan nasional.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara III (Persero), Mohammad Abdul Ghani mengatakan, total luas Perkebunan sawit di Indonesia mencapai 16,38 juta hektare (ha) dengan 42% atau 6,94 juta ha merupakan kebun sawit milik rakyat.



"Untuk kebun milik rakyat sendiri, dari 6,9 juta ha itu saat ini ada sekitar 2,8 juta ha sawit yang usianya di atas 25 tahun dan perlu segera diremajakan," kata Abdul Ghani dalam keterangannya dikutip, Rabu (27/11/2024).

Selama ini menurut Abdul Ghani, lokasi areal peremajaan sawit rakyat (PSR) kerap berstatus "idle" selama kurang lebih dua setengah tahun atau menjelang panen tiba. Untuk itu, PTPN yang mendapat arahan dari Kementerian BUMN telah menjalin sinergi dengan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian dan berbagai pihak terkait untuk menginisiasi pelaksanaan program intercropping di areal PSR saat kondisi tanaman belum menghasilkan.

"Ini potensinya cukup besar untuk mendukung program swasembada pangan yang dicanangkan bapak presiden," tuturnya.

Inisiasi yang turut melibatkan para peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan PT Riset Perkebunan Nusantara itu diwujudkan melalui Program Tanam Padi PTPN (Tampan) yang rencananya akan segera diluncurkan dalam waktu dekat. Sebagai pilot project, Tampan perdana akan digesa di lahan PSR yang menjadi binaan PTPN IV (PalmCo) yang ada di Kabupaten Siak, Provinsi Riau.

Direktur PTPN IV PalmCo, Jatmiko Santosa menambahkan, penanaman padi di lahan PSR akan menggunakan Padi Gogo melalui mekanisme pola intercropping pada sebagian areal tanam ulang kebun sawit plasma milik Koperasi Produsen Karya Maju di Kampung Berumbung Baru, Kecamatan Dayun, Siak.

“Rencananya kita akan memulai di atas 60 Ha areal PSR milik petani di Siak. Dari 60 Ha tersebut, dengan mekanisme tumpang sari atau tanaman sela, maka padi gogo bisa ditanam mencapai 20 Ha,” beber Jatmiko.



Sementara itu, IPB sebelumnya telah meluncurkan program pengembangan padi gogo guna mengoptimalkan potensi intercropping di lahan PSR untuk mendukung ketahanan pangan. Rektor IPB University, Prof Arif Satria menjelaskan, kajian potensi intercropping padi gogo di lahan peremajaan sawit rakyat ini mampu mendukung swasembada beras.

"Terdapat potensi pemanfaatan sekitar 470 ribu hektare lahan PSR yang dapat menghasilkan tambahan 1,1 juta ton beras,” tandasnya.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0850 seconds (0.1#10.140)