Banjir, harga beras di Bojonegoro naik
A
A
A
Sindonews.com - Banyaknya tanaman padi di dekat Sungai Bengawan Solo yang terendam banjir mulai berpengaruh terhadap harga beras di pasaran.
Saat ini, harga beras di sejumlah pasar tradisional di Bojonegoro mengalami kenaikan sekitar Rp500 per kilogramnya. Menurut Fitri (45), pedagang beras di Pasar Bojonegoro, kenaikan harga beras mulai terjadi sejak dua pekan terakhir.
Harga beras kualitas sedang yang semula Rp7.000 per kilogram, kini naik menjadi Rp7.500/kg. Sedangkan, harga beras kualitas bagus yang semula Rp8.000/kg, kini merangkak naik menjadi Rp8.500/kg. “Harga beras trennya terus naik,” ujar Fitri.
Fitri mengatakan, kualitas beras dari hasil panen kali ini kurang bagus. Banyak tanaman padi terutama di dekat bantaran Sungai Bengawan Solo yang terendam banjir. Akibatnya, bulir padi terlalu banyak mengandung air dan tidak jarang pula membusuk. Selain itu, saat gabah digiling warnanya menjadi agak kehitaman. “Bulir padi agak kehitaman karena terendam banjir beberapa hari,” ujarnya.
Menurut Markam (55), pedagang beras di Pasar Purwosari, kenaikan harga beras di pasaran belakangan ini dipengaruhi masih terbatasnya stok gabah hasil panen.
Selain gabah hasil panen di dekat Sungai Bengawan Solo banyak direndam banjir, sebagian gabah itu banyak dikirim ke luar daerah. “Stok gabah lokal masih sangat minim. Sementara di sisi lain, permintaan tinggi,” ujarnya.
Banjir luapan Sungai Bengawan Solo di wilayah Bojonegoro beberapa waktu lalu merendam sedikitnya 3.202 hektare persawahan. Banjir merendam tanaman yang berumur 20-40 hari seluas 2.532 hektare, dan selebihnya tanaman padi siap panen. Banjir juga merendam sedikitnya 270 hektare sawah yang ditanami jagung.
Banjir luapan Sungai Bengawan Solo menggenangi areal persawahan di 75 desa di sembilan kecamatan. Di antaranya, Kecamatan Balen, Kanor, Kapas, Baureno, Bojonegoro, Malo, Kalitidu, dan Dander. (ank)
Saat ini, harga beras di sejumlah pasar tradisional di Bojonegoro mengalami kenaikan sekitar Rp500 per kilogramnya. Menurut Fitri (45), pedagang beras di Pasar Bojonegoro, kenaikan harga beras mulai terjadi sejak dua pekan terakhir.
Harga beras kualitas sedang yang semula Rp7.000 per kilogram, kini naik menjadi Rp7.500/kg. Sedangkan, harga beras kualitas bagus yang semula Rp8.000/kg, kini merangkak naik menjadi Rp8.500/kg. “Harga beras trennya terus naik,” ujar Fitri.
Fitri mengatakan, kualitas beras dari hasil panen kali ini kurang bagus. Banyak tanaman padi terutama di dekat bantaran Sungai Bengawan Solo yang terendam banjir. Akibatnya, bulir padi terlalu banyak mengandung air dan tidak jarang pula membusuk. Selain itu, saat gabah digiling warnanya menjadi agak kehitaman. “Bulir padi agak kehitaman karena terendam banjir beberapa hari,” ujarnya.
Menurut Markam (55), pedagang beras di Pasar Purwosari, kenaikan harga beras di pasaran belakangan ini dipengaruhi masih terbatasnya stok gabah hasil panen.
Selain gabah hasil panen di dekat Sungai Bengawan Solo banyak direndam banjir, sebagian gabah itu banyak dikirim ke luar daerah. “Stok gabah lokal masih sangat minim. Sementara di sisi lain, permintaan tinggi,” ujarnya.
Banjir luapan Sungai Bengawan Solo di wilayah Bojonegoro beberapa waktu lalu merendam sedikitnya 3.202 hektare persawahan. Banjir merendam tanaman yang berumur 20-40 hari seluas 2.532 hektare, dan selebihnya tanaman padi siap panen. Banjir juga merendam sedikitnya 270 hektare sawah yang ditanami jagung.
Banjir luapan Sungai Bengawan Solo menggenangi areal persawahan di 75 desa di sembilan kecamatan. Di antaranya, Kecamatan Balen, Kanor, Kapas, Baureno, Bojonegoro, Malo, Kalitidu, dan Dander. (ank)
()