Larangan ekspor rotan rawan penimbunan

Sabtu, 04 Februari 2012 - 14:42 WIB
Larangan ekspor rotan rawan penimbunan
Larangan ekspor rotan rawan penimbunan
A A A
Sindonews.com - Kebijakan larangan ekspor rotan yang diberlakukan per Januari 2012 guna memperkuat pasokan rotan domestik justru mengakibatkan rawan penimbunan. Hal ini mengakibatkan sejumlah pengrajin di Sukoharjo, Jawa Tengah tetap mengalami kesulitan bahan baku.

"Adanya kebijakan larangan ekspor rotan, seharusnya dengan kebijakan tersebut bahan baku rotan di dalam negeri melimpah. Namun, yang terjadi justru sebaliknya karena bahan baku susah didapat. Saya memprediksi, adanya larangan ekspor rotan justru membuat pedagang bahan baku rotan bermain dengan melakukan penimbunan," ungkap Sunarsa salah satu pengrajin mebel rotan di Trangsan, Gatak, Sukoharjo.

Dirinya juga mengeluhkan selain bahan baku sulit, harga juga mulai merangkak naik. Kesulitan ini menurutnya mulai dirasakan perajin sejak akhir Januari hingga sekarang.

”Khusus untuk Gatak saja, setidaknya butuh bahan baku rotan 10 ton setiap hari. Saat ini, perajin tinggal menghabiskan stok yang masih ada,” paparnya.

Terkait masalah itu, dia berharap Pemkab Sukoharjo segera turun tangan membantu masalah perajin. Terlebih lagi, sudah ada tawaran dari Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah (Kalteng), yang menawarkan bahan baku rotan.

Untuk itu, dia berharap pemkab segera menindaklanjuti dengan menjalin kerja sama dengan Kabupaten Katingan. Harapannya, pasca kerja sama suplai bahan baku rotan bisa terjaga sehingga kelangsungan perajin juga terjamin.

”Kalau bahan baku rotan tidak ada, perajin terancam gulung tikar dalam beberapa bulan ke depan,” ujarnya.

Dia menambahkan, sejak diberlakukannya larangan ekspor rotan, perajin juga lebih sulit untuk melakukan ekspor mebel. Pasalnya, sebelum barang dimasukkan ke kontainer, harus ada survei terlebih dahulu dari Semarang.

Perajin lainnya, M Ismail menambahkan, adanya kebijakan survei terlebih dahulu tersebut belum tersosialisasi dengan baik. Pasalnya, pernah kejadian barang sudah sampai di Pelabuhan Tanjung Mas tetapi harus dikembalikan ke Trangsan, Gatak karena belum disurvei.

Dia mengaku, saat ini stok bahan baku milik perajin hanya bisa bertahan dalam beberapa bulan ke depan.

Dia yakin, jika bahan baku masih susah, para perajin tidak akan bisa berproduksi yang ujungnya banyak perajin yang akan gulung tikar. ”Kalau banyak perajin yang gulung tikar, otomatis pengangguran semakin banyak,” ujarnya.

Terpisah, Ketua Komisi II DPRD Sukoharjo Hasman Budiadi mengatakan, masalah bahan baku rotan pernah disampaikan oleh pemkab. Bahkan, ada rencana pemkab akan melakukan kunjungan ke Kabupaten Katingan.

Menurutnya, masalah tersebut harus segera disikapi oleh pemkab. Dia berharap, pemkab segera menjalin kerja sama dengan Katingan agar suplai bahan baku rotan bisa terjamin. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5131 seconds (0.1#10.140)