Publik percaya dunia usaha
A
A
A
Sindonews.com – Kinerja positif makroekonomi memengaruhi tingginya kepercayaan publik terhadap pelaku usaha dan dunia bisnis di Indonesia.
Kondisi tersebut tecermin dari hasil survei Edelman Trust Barometer 2012. Dalam survei yang melibatkan lebih dari 30 ribu responden di 25 negara tersebut, publik Indonesia menunjukkan kepercayaan yang sangat tinggi terhadap empat institusi yang disurvei yaitu dunia usaha,pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM),serta media. Kepercayaan tertinggi diberikan kepada dunia usaha dan media.
Dari 1.200 responden yang disurvei, 78 persen percaya bahwa pelaku usaha di Indonesia sudah berkinerja baik. Padahal, survei di tingkat global menunjukkan, hanya 54 persen masyarakat yang percaya pada kinerja perusahaan di negara mereka.
Survei di kalangan elite atau mereka yang berpendidikan tinggi yang memiliki akses terhadap informasi serta berpenghasilan menengah ke atas bahkan memperlihatkan hasil di luar dugaan.
Sebanyak 85 persen dari 200 responden kalangan elite di Indonesia meyakini bahwa pelaku dunia bisnis telah bekerja dengan baik. Angka ini tertinggi di antara 25 negara yang disurvei,termasuk Meksiko (77 persen), China (71 persen), serta Brasil.
“Tingkat kepercayaan terhadap dunia bisnis sangat tinggi bahkan tertinggi di antara 25 negara. Ini sangat terkait dengan kondisi makro dan indikator ekonomi yang cukup baik,” tutur Brand and Corporate Strategist IndoPacific Edelman Henry Manampiring saat memaparkan hasil survei di Jakarta kemarin.
Hasil survei di Indonesia pada bisnis jasa keuangan dan perbankan menarik dicermati. Di tengah rendahnya kepercayaan masyarakat dunia terhadap sektor jasa keuangan dan perbankan akibat krisis global,publik Indonesia justru menunjukkan kepercayaan yang sangat tinggi pada kedua sektor tersebut.
Sebanyak 86 persen responden Indonesia percaya bahwa pelaku perbankan telah melakukan hal yang benar dan 76 persen di antaranya meyakini sektor ini memiliki kinerja yang baik. Kendati menunjukkan hasil yang sangat positif, survei Edelman Trust Barometer 2012 juga memperlihatkan adanya kesenjangan antara harapan masyarakat dengan kinerja perusahaan.
Harapan masyarakat agar perusahaan lebih mendengarkan suara konsumen, lebih transparan, serta terbuka belum banyak dipenuhi. Pada kategori kecepatan perusahaan mendengarkan suara konsumen serta respons balik, misalnya, 75 persen masyarakat Indonesia menginginkan adanya hal tersebut.
Secara keseluruhan,tingkat kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap institusi pemerintah, dunia usaha, LSM,serta media terbilang sangat tinggi. Dari 25 negara, Indonesia berada di peringkat lima (63 persen) di bawah China (76), Uni Emirat Arab (68), Singapura (67), dan India (65).“Lima negara teratas merupakan negara berkembang yang ekonominya baru menunjukkan kemajuan,” tutur CEO Edelman Asia-Pasifik David Brain.
Merespons survei Edelman, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Chris Kanter mengatakan bahwa kepercayaan terhadap dunia usaha yang cukup tinggi sangat penting dalam menjalankan roda ekonomi.“Negara kita juga memiliki daya tarik bagi masuknya pemodal asing,” kata Chris Kanter dalam acara yang sama,kemarin.
Kondisi tersebut tecermin dari hasil survei Edelman Trust Barometer 2012. Dalam survei yang melibatkan lebih dari 30 ribu responden di 25 negara tersebut, publik Indonesia menunjukkan kepercayaan yang sangat tinggi terhadap empat institusi yang disurvei yaitu dunia usaha,pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM),serta media. Kepercayaan tertinggi diberikan kepada dunia usaha dan media.
Dari 1.200 responden yang disurvei, 78 persen percaya bahwa pelaku usaha di Indonesia sudah berkinerja baik. Padahal, survei di tingkat global menunjukkan, hanya 54 persen masyarakat yang percaya pada kinerja perusahaan di negara mereka.
Survei di kalangan elite atau mereka yang berpendidikan tinggi yang memiliki akses terhadap informasi serta berpenghasilan menengah ke atas bahkan memperlihatkan hasil di luar dugaan.
Sebanyak 85 persen dari 200 responden kalangan elite di Indonesia meyakini bahwa pelaku dunia bisnis telah bekerja dengan baik. Angka ini tertinggi di antara 25 negara yang disurvei,termasuk Meksiko (77 persen), China (71 persen), serta Brasil.
“Tingkat kepercayaan terhadap dunia bisnis sangat tinggi bahkan tertinggi di antara 25 negara. Ini sangat terkait dengan kondisi makro dan indikator ekonomi yang cukup baik,” tutur Brand and Corporate Strategist IndoPacific Edelman Henry Manampiring saat memaparkan hasil survei di Jakarta kemarin.
Hasil survei di Indonesia pada bisnis jasa keuangan dan perbankan menarik dicermati. Di tengah rendahnya kepercayaan masyarakat dunia terhadap sektor jasa keuangan dan perbankan akibat krisis global,publik Indonesia justru menunjukkan kepercayaan yang sangat tinggi pada kedua sektor tersebut.
Sebanyak 86 persen responden Indonesia percaya bahwa pelaku perbankan telah melakukan hal yang benar dan 76 persen di antaranya meyakini sektor ini memiliki kinerja yang baik. Kendati menunjukkan hasil yang sangat positif, survei Edelman Trust Barometer 2012 juga memperlihatkan adanya kesenjangan antara harapan masyarakat dengan kinerja perusahaan.
Harapan masyarakat agar perusahaan lebih mendengarkan suara konsumen, lebih transparan, serta terbuka belum banyak dipenuhi. Pada kategori kecepatan perusahaan mendengarkan suara konsumen serta respons balik, misalnya, 75 persen masyarakat Indonesia menginginkan adanya hal tersebut.
Secara keseluruhan,tingkat kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap institusi pemerintah, dunia usaha, LSM,serta media terbilang sangat tinggi. Dari 25 negara, Indonesia berada di peringkat lima (63 persen) di bawah China (76), Uni Emirat Arab (68), Singapura (67), dan India (65).“Lima negara teratas merupakan negara berkembang yang ekonominya baru menunjukkan kemajuan,” tutur CEO Edelman Asia-Pasifik David Brain.
Merespons survei Edelman, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Chris Kanter mengatakan bahwa kepercayaan terhadap dunia usaha yang cukup tinggi sangat penting dalam menjalankan roda ekonomi.“Negara kita juga memiliki daya tarik bagi masuknya pemodal asing,” kata Chris Kanter dalam acara yang sama,kemarin.
()