Ekspor makanan ringan prospektif

Rabu, 08 Februari 2012 - 11:50 WIB
Ekspor makanan ringan prospektif
Ekspor makanan ringan prospektif
A A A
Sindonews.com - Industri makanan ringan di Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan pasarnya hingga ke kawasan Amerika, Australia, dan Eropa.

"Ketiga negara tersebut memiliki pasar yang menjanjikan untuk masuknya produk makanan ringan dari Indonesia. Saya nilai, pangsa pasar tersebut belum tergarap optimal oleh industri makanan ringan yang ada saat ini," ungkap Publik Relations Manager Orang Tua (OT) Group, Yuna Eka Kristina di sela-sela launching biskuit dua rasa dua warna ‘Klop’ di Bandung, kemarin.

Dirinya juga menjelaskan permintaan makanan ringan untuk kebutuhan ekspor yang masih cukup besar namun menurutnya permintaan yang baru bisa terpenuhi adalah di kawasan Asia Pasifik, Amerika, dan Australia, dan Eropa.

Kendati permintaan makanan ringan cukup besar, OT Group baru mampu menyuplai 10 persen dari total produksi. Seperti produk wafer lanjut dia paling diminati, misalnya di Belanda.

Namun, untuk mengekspor produk tersebut perusahaannya harus menyesuaikan dengan karakter konsumen di negara tersebut. Terutama soal cita rasa. Menurut dia, perusahaannya sementara ini masih fokus menggarap market dalam negeri. Pertumbuhan market makanan ringan selama beberapa tahun terakhir tumbuh signifikan.

“Dari 38 produk OT, wafer Tango tumbuh paling signifikan. Produk ini menguasai 35 persen market share wafer di Indonesia,” jelas dia.

Selain Tango, pertumbuhan Teh Gelas juga cukup signifikan. Produk baru ini saat ini menguasai 40 persen market share dari produk sejenis. Pihaknya optimistis, produk wafer terbaru OT, Klop, mampu berkontribusi terhadap omzet perusahaan. Produk dengan sasaran keluarga ini memadukan cita rasa wafer semua varian.

“Pendapatan dari penjualan OT diperkirakan tumbuh 10 persen,” timpal dia.

Selama beberapa tahun terakhir, kinerja perusahaan tercatat tumbuh cukup signifikan. Setiap tahunnya, OT mencatat pertumbuhan 10 persen. Rekor tersebut cukup positif di tengah gempuran produk impor dari sejumlah negara di Asia. Untuk pasar domestik, pangsa pasar terbesar masih dikuasai Pulau Jawa dengan kontribusi sekitar 40 persen dari total produk OT. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3436 seconds (0.1#10.140)