Perbankan harus agresif salurkan kredit ke pertanian
A
A
A
Sindonews.com - Bank Indonesia (BI) mendorong perbankan lebih aktif menyalurkan kredit di sektor pertanian. Oleh karena itu, BI juga menggandeng Kementerian Pertanian untuk memuluskan hal tersebut.
"Kami sendiri mendorong perbankan untuk membiayai di bidang sektor pertanian yang lebih besar. Nantinya model-modelnya harus didesain dan perlu dikembangkan," ungkap Deputi Gubernur BI Muliaman Hadad, dalam seminar di JCC, Jakarta, Rabu (8/2/2012).
Dirinya menambahkan harus ada tren yang lebih efektif dan ada diskusi yang lebih mendalam terkait pendanaan dana dan akselerasinya. Hal ini dikarenakan realisasi kredit ketahanan pangan dan energi (KKPE) hanya sebesar 33 persen saja di 2011.
Hal senada juga disampaikan Kementerian Keuangan yang menginginkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga akan disalurkan kepada sektor pertanian selain sektor jasa.
"Hingga saat ini sebagian KUR kan tersalurkan kepada sektor jasa. Nah, kita ingin ke depannya kita dorong ke sektor petanian," ungkap Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati.
Menurutnya, pemerintah menginginkan lembaga perbankan yang akan memberikan KUR kepada sektor pertanian memahami nature daripada sektor tersebut, yaitu adanya risiko tinggi tentang kegagalan panen.
"Dengan adanya bantuan dari pemerintah kepada petani, kita harap ke depannya perbankan dapat memenuhi nature daripada sektor pertanian sehingga perbankan pun dapat menyalurkan KUR untuk sektor pertanian tersebut," pungkasnya.
Sebagai informasi, BI mencatat, per November lalu, perbankan menyalurkan kredit ke masayarakat sebesar Rp2.146 triliun. Angka ini sudah tumbuh Rp446 triliun atau 26 persen. Dari angka ini, menurut dari data BI, kredit di sektor pertanian mencapai Rp105 miliiar di bank umum. Bank swasta menyalurkan Rp58,43 miliar.
Bank devisa Rp32,29 miliar, bank nondevisa Rp599 miliar sedangkan BPD hanya Rp6 miliar. Bank campuran sendiri menyalurkan Rp5,7 miliar sedangkan bank asing menyalurkan Rp2,65 miliar sehingga total penyaluran kredit ke sektor pertanian di sektor perbankan per November 2011 mencapai Rp750,35 miliar. (ank)
"Kami sendiri mendorong perbankan untuk membiayai di bidang sektor pertanian yang lebih besar. Nantinya model-modelnya harus didesain dan perlu dikembangkan," ungkap Deputi Gubernur BI Muliaman Hadad, dalam seminar di JCC, Jakarta, Rabu (8/2/2012).
Dirinya menambahkan harus ada tren yang lebih efektif dan ada diskusi yang lebih mendalam terkait pendanaan dana dan akselerasinya. Hal ini dikarenakan realisasi kredit ketahanan pangan dan energi (KKPE) hanya sebesar 33 persen saja di 2011.
Hal senada juga disampaikan Kementerian Keuangan yang menginginkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga akan disalurkan kepada sektor pertanian selain sektor jasa.
"Hingga saat ini sebagian KUR kan tersalurkan kepada sektor jasa. Nah, kita ingin ke depannya kita dorong ke sektor petanian," ungkap Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati.
Menurutnya, pemerintah menginginkan lembaga perbankan yang akan memberikan KUR kepada sektor pertanian memahami nature daripada sektor tersebut, yaitu adanya risiko tinggi tentang kegagalan panen.
"Dengan adanya bantuan dari pemerintah kepada petani, kita harap ke depannya perbankan dapat memenuhi nature daripada sektor pertanian sehingga perbankan pun dapat menyalurkan KUR untuk sektor pertanian tersebut," pungkasnya.
Sebagai informasi, BI mencatat, per November lalu, perbankan menyalurkan kredit ke masayarakat sebesar Rp2.146 triliun. Angka ini sudah tumbuh Rp446 triliun atau 26 persen. Dari angka ini, menurut dari data BI, kredit di sektor pertanian mencapai Rp105 miliiar di bank umum. Bank swasta menyalurkan Rp58,43 miliar.
Bank devisa Rp32,29 miliar, bank nondevisa Rp599 miliar sedangkan BPD hanya Rp6 miliar. Bank campuran sendiri menyalurkan Rp5,7 miliar sedangkan bank asing menyalurkan Rp2,65 miliar sehingga total penyaluran kredit ke sektor pertanian di sektor perbankan per November 2011 mencapai Rp750,35 miliar. (ank)
()