SHID konsolidasikan anak usaha Sahid Grup
A
A
A
Sindonews.com - PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID) berencana mengkonsolidasikan semua perusahaan yang related dengan aktivitas usaha SHID yang berada di bawah Sahid Grup. Langkah tersebut diharapkan bisa selesai pada 2015 mendatang.
Presiden Direktur SHID Hariyadi B Sukamdani mengatakan, di Sahid Grup setidaknya ada 14 perusahaan yang aktivitas usahanya related dengan SHID. Saat ini perseroan tengah dalam proses mengonsolidasikan perusahaan-perusahaan tersebut dengan SHID.
“Kami harap bisa selesai dilakukan pada 2014 atau 2015 mendatang,” kata dia, seusai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) SHID, di Jakarta, kemarin.
Dia menjelaskan, konsolidasi akan dilakukan dengan penyatuan saham semua perusahaan tersebut dengan SHID dengan mekanisme penerbitan saham baru (rights issue) yang nilainya belum bisa disebutkan kepada publik. Tapi yang jelas, aksi korporasi tersebut akan meningkatkan aset perseroan hingga dua kali lipat. Untuk diketahui, hingga akhir 2011 lalu SHID memiliki aset sekitar Rp1,22 triliun.
Tahun ini lanjut Hariyadi perseroan optimistis penjualan bisa mencapai Rp147 miliar. Sedangkan pada 2012 ini ditargetkan mencapai Rp207 miliar. Tahun ini perseroan juga menargetkan bisa membagikan dividen kepada pemegang saham dengan nilai yang belum bisa disampaikan kepada publik.
RUPS menyetujui rencana manajemen untuk menjaminkan 50 persen dari aset sebagai agunan pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lain. Saat ini perseroan sudah mendapatkan persetujuan kredit sebesar Rp200 miliar dari Bank Victoria. Dana tersebut akan dipergunakan untuk renovasi awal dan refinancing kepada Bank Mega.
“Kami ingin mempercepat pelunasan hutang di Bank Mega. Bunganya relatif lebih tinggi daripada yang ditawarkan Bank Victoria yang mencapai 13 persen. Tapi, itu masih bisa kita bargainning,” papar dia.
Direktur PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Yose Rizal mengatakan dalam jangka panjang investor memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap performa laba SHID. Ekspektasi pasar tersebut wajar mengingat perkembangan yang terjadi pada SHID saat ini.
Saat ini SHID sedang menambah jumlah kamar hotelnya dari 450 menjadi 670 kamar, dan juga merenovasi kamar-kamar tersebut, sehingga dapat meningkatkan pendapatannya di masa yang akan datang.
“Di 2012 SHID berencana untuk merenovasi dan menambah jumlah kamarnya, dengan tambahan biaya modal sebesar Rp200 miliar,” terang dia dalam risetnya. Aksi korporasi kuasi reorganisasi di akhir 2011 lalu, diyakini dapat memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham dengan cara pemberian dividen. (ank)
Presiden Direktur SHID Hariyadi B Sukamdani mengatakan, di Sahid Grup setidaknya ada 14 perusahaan yang aktivitas usahanya related dengan SHID. Saat ini perseroan tengah dalam proses mengonsolidasikan perusahaan-perusahaan tersebut dengan SHID.
“Kami harap bisa selesai dilakukan pada 2014 atau 2015 mendatang,” kata dia, seusai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) SHID, di Jakarta, kemarin.
Dia menjelaskan, konsolidasi akan dilakukan dengan penyatuan saham semua perusahaan tersebut dengan SHID dengan mekanisme penerbitan saham baru (rights issue) yang nilainya belum bisa disebutkan kepada publik. Tapi yang jelas, aksi korporasi tersebut akan meningkatkan aset perseroan hingga dua kali lipat. Untuk diketahui, hingga akhir 2011 lalu SHID memiliki aset sekitar Rp1,22 triliun.
Tahun ini lanjut Hariyadi perseroan optimistis penjualan bisa mencapai Rp147 miliar. Sedangkan pada 2012 ini ditargetkan mencapai Rp207 miliar. Tahun ini perseroan juga menargetkan bisa membagikan dividen kepada pemegang saham dengan nilai yang belum bisa disampaikan kepada publik.
RUPS menyetujui rencana manajemen untuk menjaminkan 50 persen dari aset sebagai agunan pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lain. Saat ini perseroan sudah mendapatkan persetujuan kredit sebesar Rp200 miliar dari Bank Victoria. Dana tersebut akan dipergunakan untuk renovasi awal dan refinancing kepada Bank Mega.
“Kami ingin mempercepat pelunasan hutang di Bank Mega. Bunganya relatif lebih tinggi daripada yang ditawarkan Bank Victoria yang mencapai 13 persen. Tapi, itu masih bisa kita bargainning,” papar dia.
Direktur PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Yose Rizal mengatakan dalam jangka panjang investor memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap performa laba SHID. Ekspektasi pasar tersebut wajar mengingat perkembangan yang terjadi pada SHID saat ini.
Saat ini SHID sedang menambah jumlah kamar hotelnya dari 450 menjadi 670 kamar, dan juga merenovasi kamar-kamar tersebut, sehingga dapat meningkatkan pendapatannya di masa yang akan datang.
“Di 2012 SHID berencana untuk merenovasi dan menambah jumlah kamarnya, dengan tambahan biaya modal sebesar Rp200 miliar,” terang dia dalam risetnya. Aksi korporasi kuasi reorganisasi di akhir 2011 lalu, diyakini dapat memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham dengan cara pemberian dividen. (ank)
()