BI didesak prioritaskan suku bunga mikro
A
A
A
Sindonews.com - Suku bunga perbankan yang dinilai masih memprihatinkan saat ini akibat selisih bunga perbankan masih cukup tinggi antara suku bunga korporasi dengan suku bunga Usaha Kecil Menengah (UKM).
Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Arif Budimanta menegaskan, Bank Indonesia (BI) seharusnya mempunyai basis prioritas atau usaha khusus guna menurunkan suku bunga.
"Saat ini rata-rata kredit UKM di pedesaan masih double digit dan bahkan bisa 20 persen. Sementara korporasi sudah single digit," kata Arif ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (9/2/2012).
Lebih lanjut dia menjelaskan, dalam kerangka financial dan perluasan kredit UKM diharapkan ada perhatian yang lebih besar dari bank sentral agar bank-bank swasta yang dimiliki asing bisa lebih diarahkan. "Jangan kemudian yang terjadi si kecil mensubsidi yang besar," tegas dia.
Arief menambahkan, saat ini UKM masih sangat sulit mendapatkan akses pendanaan dari perbankan. Menurutnya, hal tersebut akibat tidak bankablenya UKM.
"Saat ini UKM masih sulit mendapat akses pendanaan dari bank, hal ini karena UKM kebanyakan visible, namun tidak bankable serta tidak punya jaminan. Ini yang harus dipikirkan oleh pemerintah," pungkasnya. (ank)
Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Arif Budimanta menegaskan, Bank Indonesia (BI) seharusnya mempunyai basis prioritas atau usaha khusus guna menurunkan suku bunga.
"Saat ini rata-rata kredit UKM di pedesaan masih double digit dan bahkan bisa 20 persen. Sementara korporasi sudah single digit," kata Arif ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (9/2/2012).
Lebih lanjut dia menjelaskan, dalam kerangka financial dan perluasan kredit UKM diharapkan ada perhatian yang lebih besar dari bank sentral agar bank-bank swasta yang dimiliki asing bisa lebih diarahkan. "Jangan kemudian yang terjadi si kecil mensubsidi yang besar," tegas dia.
Arief menambahkan, saat ini UKM masih sangat sulit mendapatkan akses pendanaan dari perbankan. Menurutnya, hal tersebut akibat tidak bankablenya UKM.
"Saat ini UKM masih sulit mendapat akses pendanaan dari bank, hal ini karena UKM kebanyakan visible, namun tidak bankable serta tidak punya jaminan. Ini yang harus dipikirkan oleh pemerintah," pungkasnya. (ank)
()