Strategi peningkatan keuntungan

Jum'at, 10 Februari 2012 - 10:21 WIB
Strategi peningkatan...
Strategi peningkatan keuntungan
A A A
Sindonews.com - Tanpa keuntungan perusahaan akan stagnan, bahkan menciut dan pada akhirnya akan tutup alias bangkrut. Keuntungan menjadi seperti susu dari seekor sapi, atau telur dari seekor ayam.

Sebuah manfaat atau kelebihan yang dinantikan dari modal yang ditanam ke dalam bentuk perusahaan. Besar dan kecil ukuran perusahaan pada prinsipnya sama saja yang dicari bottom-line; profit dengan prinsip sebesar mungkin dalam jumlah angka dan setinggi mungkin dalam persentase terhadap top-line.

Dari pemikiran sederhana skala warteg-berapa beli berapa jual asal ada untung-sampai skala konglomerasi atau korporasi dengan segala jenis perhitungan dan skenario financial ratio yang rumit.

Sebetulnya paling tidak ada lima cara yang dapat kita tempuh untuk meningkatkan keuntungan yaitu:

1. Meningkatkan volume atau unit penjualan. Semakin banyak menjual semakin Anda mempunyai peluang untuk meningkatkan keuntungan. Tapi, ada praktik yang justru semakin banyak menjual akan membuat rugi semakin besar karena dijual dengan harga discount yang memangkas habis keuntungan, alhasil the more you sell; the more you lose.

2. Menaikkan harga jual. Semakin tinggi harga yang dapat Anda jual akan semakin memberikan tingkat keuntungan lebih besar. Namun dengan catatan, tidak mengorbankan volume penjualan mengingat ada dua risiko yang timbul jika harga jual produk atau jasa layanan kita terlalu tinggi. Pertama, di mata konsumen; ada sebagian konsumen atau pemakai yang akan menghentikan pembelian mereka. Kedua, pesaing yang melihat peluang, akan masuk dengan harga lebih rendah dan merebut pangsa pasar kita.

3. Memperbaiki product-mix. Lebih mempromosikan dan meningkatkan volume penjualan dari produk-produk yang memberikan keuntungan lebih besar. Walaupun dalam praktik tidak mudah, karena biasanya produk yang memberikan keuntungan lebih besar bisa merupakan produk unggulan yang banyak pesaingnya.

4. Menekan biaya produksi. Ini adalah satu cara yang paling dipilih oleh karena tidak mengorbankan volume penjualan bahkan mungkin dengan berhasilnya ditekan biaya produksi memungkinkan untuk memperoleh keuntungan yang dapat dipergunakan untuk kegiatan marketing atau promosi. Akan tetapi lagi-lagi perlu berhati-hati jangan sampai karena ingin menekan biaya produksi maka mutu dikorbankan.

5. Menurunkan jumlah permodalan. Modal yang ditanam dipergunakan untuk berbagai macam baik untuk investasi jangka panjang–fixed assets–maupun untuk keperluan operasional (working capital). Uang itu bisa diperoleh dari pemegang saham atau pinjaman dari bank dan pihak ketiga yang biasanya dikenakan biaya atau bunga, semakin banyak dipakai tentunya semakin besar beban biaya keuangan yang akan dikenakan dan berpengaruh mengurangi keuntungan.

Kelima hal di atas dapat dilakukan bertahap mana yang lebih memungkinkan tanpa mengganggu operasional dan tingkat dan besar keuntungan yang sudah berhasil dicapai sebelumnya.

Nah, bagaimana kita dapat melakukannya dengan benar, ada beberapa tindakan yang disarankan oleh Lianabel Oliver, penulis buku The Cost Management Toolbox (AMACOM) dan Hawley Atkinson, John Hamburg dan Christopher Ittner, penulis buku Linking Quality to Profits (Quality Press).

1. Lakukan Analisa Pasar yang lebih mendalam untuk melihat situasi pasar atas produk kita dan pesaing, kesempatan mana yang paling memungkinkan untuk kita lakukan apakah dengan terus mendorong penjualan dengan harga tetap ataukah melihat peluang untuk menaikkan harga.

2. Peras otak untuk berorientasi bagaimana dapat meningkatkan volume penjualan tanpa harus memotong harga.

3. Di bagian produksi terus mencari cara-cara efisiensi yang lebih bersifat short-cut,sekali lagi tanpa mengorbankan mutu baik itu isi maupun kemasan terutama yang telah menjadi identitas produk yang digemari.

4. Pemilihan product-mix sering jadi dilematis terutama bagi departemen marketing yang selalu merasa sayang dan tidak cukup realistis ketika produknya dianggap gagal.

5. Lakukan tinjauan yang seksama terhadap permodalan ke mana uang mengalir dan dipergunakan,kita bisa mengajukan pertanyaan, apakah stok baik bahan baku, semi-finished dan produk jadi dapat dikurangi atau diturunkan? Apakah kredit dari supplier dapat diperpanjang? Apakah kredit kepada pelanggan dapat dipercepat? Apakah ada bangunan atau mesinmesin yang mubazir yang dapat dilego? Apakah dapat dilakukan out-sourcing atau toll atau sub-contract manufacturing kepada perusahaan lain yang kelebihan kapasitas?

Dengan memangkas biaya-biaya terkait akan meringankan beban biaya permodalan terhadap produk. Memang untuk memperoleh keuntungan tidak mudah anda harus memeras otak dan bekerja keras,namun sepertinya tidak ada jalan lain,jadi lakukanlah itu dengan tekun dan Anda akan memetik buahnya. Selamat Berjuang!

DR ELIEZER H HARDJO PHD, CM Anggota Dewan Juri Rekor Bisnis (ReBi) &Institute of Certified Professional Managers (ICPM )

()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0671 seconds (0.1#10.140)