Tak ada pariwisata tanpa hotel & restoran
A
A
A
Sindonews.com - Peringkat pariwisata RI yang menempati rangking ke-74 dunia diakui Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu belum terlalu baik bila dilihat dari potensi kepariwisataan yang dimiliki negeri ini.
Hal itu menjadi vokal poin yang dikemukakan Mari Pangestu dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) II di Grand Clarion Hotel dan Convention Makassar, Jumat (10/2/2012).
"Tidak ada pariwisata kalau tidak ada hotel dan restoran, maka kita berharap PHRI dapat menjadi mitra yang dapat bersama-sama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menciptakan standar pariwisata lebih baik yang bisa bersaing dengan negara-negara lain," tutur Marie.
Diungkapkan, perlunya peta jalan bagi program sertifikasi dan kompetensi sumberdaya manusia dari PHRI dalam beberapa tahun ke depan.
"Standar sertifikasi dan kompetensi yang dikehendaki terutama menyangkut pelayanan dan kenyamanan bagi turis yang berkunjung," ungkapnya.
Dia mengatakan, turisme memerlukan kerjasama secara koordinatif yang lebih kuat dengan berbagai pihak penyelenggara kepariwisataan di seluruh Indonesia, termasuk PHRI.
"Terutama, lantaran paradigma pemerintah telah berubah dari menekankan sektor pariwisata sebagai bagian sosial-budaya menjadi kesatuan komprehensif dan holistik dengan ekonomi kreatif," tuntas Mari. (ank)
Hal itu menjadi vokal poin yang dikemukakan Mari Pangestu dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) II di Grand Clarion Hotel dan Convention Makassar, Jumat (10/2/2012).
"Tidak ada pariwisata kalau tidak ada hotel dan restoran, maka kita berharap PHRI dapat menjadi mitra yang dapat bersama-sama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menciptakan standar pariwisata lebih baik yang bisa bersaing dengan negara-negara lain," tutur Marie.
Diungkapkan, perlunya peta jalan bagi program sertifikasi dan kompetensi sumberdaya manusia dari PHRI dalam beberapa tahun ke depan.
"Standar sertifikasi dan kompetensi yang dikehendaki terutama menyangkut pelayanan dan kenyamanan bagi turis yang berkunjung," ungkapnya.
Dia mengatakan, turisme memerlukan kerjasama secara koordinatif yang lebih kuat dengan berbagai pihak penyelenggara kepariwisataan di seluruh Indonesia, termasuk PHRI.
"Terutama, lantaran paradigma pemerintah telah berubah dari menekankan sektor pariwisata sebagai bagian sosial-budaya menjadi kesatuan komprehensif dan holistik dengan ekonomi kreatif," tuntas Mari. (ank)
()