Dirut BRI tak minati Bank Mutiara
A
A
A
Sindonews.com - Harga Rp6,7 triliun yang dipatok untuk penjualan PT Bank Mutiara Tbk masih dinilai terlalu mahal. Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Sofyan Basir pun tidak mau membeli eks Bank Century tersebut.
"Wah tidak deh, itu kemahalan. Bank Mutiara kemahalan, biar asing saja yang beli," ungkap Sofyan ketika ditemui di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (13/2/2012).
Sekadar informasi, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) membuka penjualan saham Bank Mutiara tahap dua pada 1 Februari lalu. Investor yang merasa berminat bisa langsung menyampaikan minat mereka sebelum Mei 2012. Demi mencari investor ini, LPS juga melakukan roadshow ke beberapa negara seperti Eropa, Asia, dan Timur Tengah.
"Sebenarnya investor Indonesia sendiri juga banyak yang tertarik berbisnis di bidang perbankan. Dalam negeri kita juga akan lakukan (roadshow). Kita akan temukan bussinessman yang besar-besar," ucap Ketua Dewan Komisioner LPS, C Heru Budiargo.
Namun demikian, penjualan Bank Mutiara sampai sekarang belum menemukan titik terang siapa yang mau membeli. Belakangan ini beredar kabar adanya investor asing asal Singapura yakni Yawadwipa yang berniat membeli. Tetapi kabar tersebut masih belum ada kejelasannya dan juga belum ada laporan resmi ke LPS maupun ke Bank Indonesia (BI).
Di sisi lain, saat dikonfirmasi pembelian bisnis sekuritas, Sofyan mengatakan masih menunggu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BRI. Namun dia berharap akan disetujui karena ini akan menumbuhkan bisnis non-organiknya.
"Kita harapkan nanti RUPS disetujui. Kita berniat memang dan sudah ada dananya untuk akuisisi perusahaan sekuritas," pungkasnya. (ank)
"Wah tidak deh, itu kemahalan. Bank Mutiara kemahalan, biar asing saja yang beli," ungkap Sofyan ketika ditemui di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (13/2/2012).
Sekadar informasi, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) membuka penjualan saham Bank Mutiara tahap dua pada 1 Februari lalu. Investor yang merasa berminat bisa langsung menyampaikan minat mereka sebelum Mei 2012. Demi mencari investor ini, LPS juga melakukan roadshow ke beberapa negara seperti Eropa, Asia, dan Timur Tengah.
"Sebenarnya investor Indonesia sendiri juga banyak yang tertarik berbisnis di bidang perbankan. Dalam negeri kita juga akan lakukan (roadshow). Kita akan temukan bussinessman yang besar-besar," ucap Ketua Dewan Komisioner LPS, C Heru Budiargo.
Namun demikian, penjualan Bank Mutiara sampai sekarang belum menemukan titik terang siapa yang mau membeli. Belakangan ini beredar kabar adanya investor asing asal Singapura yakni Yawadwipa yang berniat membeli. Tetapi kabar tersebut masih belum ada kejelasannya dan juga belum ada laporan resmi ke LPS maupun ke Bank Indonesia (BI).
Di sisi lain, saat dikonfirmasi pembelian bisnis sekuritas, Sofyan mengatakan masih menunggu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BRI. Namun dia berharap akan disetujui karena ini akan menumbuhkan bisnis non-organiknya.
"Kita harapkan nanti RUPS disetujui. Kita berniat memang dan sudah ada dananya untuk akuisisi perusahaan sekuritas," pungkasnya. (ank)
()