Antisipasi penerbangan bebas, IGHA dibentuk

Selasa, 14 Februari 2012 - 11:34 WIB
Antisipasi penerbangan...
Antisipasi penerbangan bebas, IGHA dibentuk
A A A
Sindonews.com - Para pelaku ground handling bersiap mengantisipasi persaingan global dan penerbangan bebas Open Sky Policy dengan membentuk Asosiasi Groud Handling Indonesia (AGHI).

Untuk pertama kali, sedikitnya 10 pelaku ground handling berhimpun membentuk wadah bersama yang disebut Indonesian Ground Handling Association (IGHA).

Wadah AGHI ini melahirkan kepengurusan dengan Ketua A Soebagyo, Wakil Ketua Soeroyo Hadi dan Sekjen Hatoshi Nababan. "Kami berinisiatif mengambil langkah partisipasi dan kontribusi dalam melahirkan mutu layanan, keselamatan dan keamanan bidang transportasi udara," ujar Ketua AGHI A Soebagyo, saat deklarasi di Kuta, kemarin malam.

Dia menambahkan, program kerja selama tiga tahun ke depan telah menjadi pertimbangan oleh para pengurus asosiasi tersebut.

"Asosiasi dibutuhkan agar memperhatikan nasib kami yang tidak hanya melayani ground hadling dalam negeri namun juga asing," katanya dalam deklarasi yang dihadiri Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susanto dan jajaran Direksi PT Gapura Angkasa, PT JAS dan pejabat lainnya.

Soebayo menambahkan, bertumbuhnya ground handling harus diikuti tata pengelolaan usaha bisnis yang memadai. Persaingan global yang kian ketat itu bukan tidak mungkin bisa melemahkan posisi dunia penerbangan Indonesia. Khususnya daam memenangkan persaingan global dan penerbangan bebas Open Sky Policy.

"Asosiasi ini bertujuan menghimpun kemampuan anggota dalam melaksanakan kegiatan ground handling dan pengembangan jasa ground handling yang dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien," papar Soebagyo.

Pembentukan wadah IGHA, bukan sekadar untuk gagah-gagahan atau penamilan semata, namun karena tuntutan dunia penerbangan masih memerlukan image dan pencitraan.

Dalam pandangan mereka, ada isu yang perlu dibenahi terkait regulasi UU No 1 tahun 2009 tentang penerbangan. Regulasi tersebut, perlu dilengkapi dan diperbaruhi dalam merespon perkembangan dan tuntutan dunia penerbangan. Keberadaan AGHI ke depan diharapkan mampu memajukan dunia penerbangan tanah air.

Kehadiran wadah baru bagi pelaku ground handling tidak hanya dirasakan bagi anggota, namun juga bagi kepentingan masyarakat pada umumnya. "Ground handling merupakan kunci efisiensi dalam penerbangan kita," imbuh Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono.

Karena peran pentingya itu, maka efisiensi penerbangan bisa dilakukan dengan kata kunci: services, security dan safety. Tiga kata kunci tersebut, diharapkan dapat diwujudkan dalam program kerja AGHI.

Meski begitu, dia mengingatkan, ke depan akan banyak tuntutan maskapai domestik dan internasional. Karenanya perubahan harus dilakukan guna menyesuaikan diri terhadap tuntutan yang ada saat ini. Namun, semua itu harus dipadukan dengan efisiensi dan safety.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1029 seconds (0.1#10.140)