BHP-Rio Tinto ekspansi di Cile USD4,5 M

Rabu, 15 Februari 2012 - 10:35 WIB
BHP-Rio Tinto ekspansi di Cile USD4,5 M
BHP-Rio Tinto ekspansi di Cile USD4,5 M
A A A


Sindonews.com - Dua raksasa pertambangan Australia, BHP Biliton dan Rio Tinto menyatakan akan mengalokasikan dana ekstra sebesar USD4,5 miliar untuk ekspansi pertambangan tembaga di Escondida, Cile.

Dengan disuntikkannya modal sebesar itu, kepemilikan saham kedua perusahaan di proyek tersebut meningkat 25 persen menjadi 87,5 persen. BHP saat ini menguasai 57 persen saham di Escondida, sedangkan Rio Tinto memiliki 30 persen saham.

Keduanya masing-masing akan menambahkan modal baru senilai USD2,6 miliar dan USD1,4 miliar. ”Konsorsium Jepang yang dipimpin oleh Mitsubishi Corp masih memiliki 12,5 persen pada proyek tambang tembaga terbesar di dunia itu,” tulis AFP, mengutip pernyataan perusahaan, Selasa 14 Februari 2012.

Dana baru yang disediakan kedua perusahaan akan digunakan menambah fasilitas tambang pada 2014 dan membangun konsentrator baru tahun berikutnya. BHP menyatakan, bertambahnya 25 persen kepemilikan saham di proyek bijih tembaga tersebut menyusul kesuksesan eksplorasi sebelumnya dengan target produksi 1,3 juta ton pada tahun fiskal 2015.

”Keberhasilan eksplorasi menunjukkan pengelolaan sumber daya di Escondida akan membuat produksi secara berkesinambungan pada level yang lebih besar,” kata Presiden Divisi Metal BHP Biliton Peter Beaven.
Selain ekspansi di Escondida, BHP juga menyatakan perusahaan tersebut akan kembali membuka tambang tembaga di Amerika Serikat (AS) yang operasionalnya sempat dihentikan tiga tahun lalu. Rencananya, tambang yang berlokasi di Pinto Valley, Arizona itu akan dibuka kembali akhir tahun ini.

Analis menyatakan digenjotnya produksi tembaga oleh beberapa perusahaan besar didasarkan pada terus meningkatnya permintaan pasar yang sempat mengerek harga tembaga ke level USD10.000 per ton tahun lalu. ”Pasar masih ingin membeli tembaga,” kata analis UBS Glyn Lawcock seperti di kutip Reuters.

Komentar dia merujuk pada ketatnya suplai produk besi dan tembaga untuk industri transmisi kelistrikan. Menurut firma konsultan Wood Mackenzie yang dikutip Reuters, pasar tembaga olahan dunia diperkirakan mencapai surplus sebesar 718.000 ton pada 2015, setelah dalam satu dekade terakhir selalu mengalami defisit sekitar 316.000 ton.

Sementara dalam empat tahun ke depan, pasar tembaga olahan diperkirakan tumbuh dari 24 juta ton menjadi 27 juta ton.

Pada akhir tahun lalu BHP Biliton melaporkan pendapatan bersih perusahaan pada periode Juli-Desember 2011 turun menjadi 5,5 persen menjadi USD9,9 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya USD10,5 miliar. Ini merupakan penurunan pertama kalinya sejak 2009 akibat melonjaknya biaya produksi dan berkurangnya output di beberapa areal pertambangan.

Saat menyampaikan laporan kinerja tengah tahunan 8 Februari lalu, BHP menyatakan masih yakin dengan sejumlah proyek yang sedang digarap termasuk Escondida dan Teluk Meksiko.

Sebelumnya, BHP merilis rencana jangka panjang di mana mereka akan mengalokasikan dana sekitar USD80 miliar dalam lima tahun ke depan. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5904 seconds (0.1#10.140)