BNI gandeng Bukopin permudah pengiriman uang TKI
A
A
A
Sindonews.com - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menyatakan bahwa potensi pengiriman uang (remitansi) oleh TKI mencapai Rp8 triliun per tahun. Maka guna memberikan kemudahan bagi TKI, BNI menjalin kerjasama dengan Bank Bukopin.
"Potensi remitansi untuk TKI mencapai Rp8 triliun per tahun," ujar Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo, usai penandatanganan kerja sama layanan transaksi perbankan antara Bank BNI dengan Bank Bukopin di Wisma BNI, Jakarta, Rabu (15/2/2012).
Gatot mengungkapkan, dengan kerja sama ini Bank Bukopin yang selama ini belum memiliki channel di luar negeri tak perlu lagi menggunakan bank asing. Bukopin bisa memanfaatkan jaringan BNI yang telah tersebar di lima negara yaitu Singapura, Hong Kong, Tokyo, New York, dan London.
"Nasabah kedua belah pihak akan mendapatkan kemudahan dalam melakukan transaksi terkait fasilitas trade finance, dan remitansi dalam dan luar negeri. Mereka dapat memanfaatkan jaringan BNI Smart Remitansi di luar negeri sebagai agen pengirim uang dan jaringan kantor cabang bank Bukopin di seluruh pelosok Indonesia," ujar Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi ditemui di tempat yang sama.
Dengan kerja sama ini, remitansi antara kedua bank dapat dilakukan bersama di seluruh kantor cabang tanpa dipungut biaya sehingga memudahkan pengiriman uang TKI ke keluarganya.
Kerja sama kedua bank ini juga berlaku di bidang trade finance, remitansi, treasury, yang terkait dengan penerbitan dan advice L/C, transaksi remitansi seperti negosiasi wesel, diskonto wesel, collection, dan bankers acception.
Terkait investasi, BNI optimistis tahun ini bisa membuka cabang di Timur Tengah tahun ini. Bank pelat merah ini mengaku menginvestasikan USD20 juta-USD25 juta untuk pembukaan cabang baru ini.
"Insya Allah 2012 ini terealisasi," ungkapnya. Gatot menambahkan, bahwa tiga cabang yang akan dibuka di Timur Tengah adalah di Jeddah, Mekah, dan Madinah.
"Potensi untuk cabang tersebut terfokus ke TKI, haji dan umroh, mencapai USD200 juta setahun," lanjut dia.
Adapun rencana ini, tambah Gatot, telah dikonsultasikan ke Bank Indonesia (BI) dan ditanggapi positif. "Rencana tersebut telah dibicarakan dengan bank sentral, tinggal membuat possibility mengenai aturan afiliasinya," tandas Gatot. (ank)
"Potensi remitansi untuk TKI mencapai Rp8 triliun per tahun," ujar Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo, usai penandatanganan kerja sama layanan transaksi perbankan antara Bank BNI dengan Bank Bukopin di Wisma BNI, Jakarta, Rabu (15/2/2012).
Gatot mengungkapkan, dengan kerja sama ini Bank Bukopin yang selama ini belum memiliki channel di luar negeri tak perlu lagi menggunakan bank asing. Bukopin bisa memanfaatkan jaringan BNI yang telah tersebar di lima negara yaitu Singapura, Hong Kong, Tokyo, New York, dan London.
"Nasabah kedua belah pihak akan mendapatkan kemudahan dalam melakukan transaksi terkait fasilitas trade finance, dan remitansi dalam dan luar negeri. Mereka dapat memanfaatkan jaringan BNI Smart Remitansi di luar negeri sebagai agen pengirim uang dan jaringan kantor cabang bank Bukopin di seluruh pelosok Indonesia," ujar Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi ditemui di tempat yang sama.
Dengan kerja sama ini, remitansi antara kedua bank dapat dilakukan bersama di seluruh kantor cabang tanpa dipungut biaya sehingga memudahkan pengiriman uang TKI ke keluarganya.
Kerja sama kedua bank ini juga berlaku di bidang trade finance, remitansi, treasury, yang terkait dengan penerbitan dan advice L/C, transaksi remitansi seperti negosiasi wesel, diskonto wesel, collection, dan bankers acception.
Terkait investasi, BNI optimistis tahun ini bisa membuka cabang di Timur Tengah tahun ini. Bank pelat merah ini mengaku menginvestasikan USD20 juta-USD25 juta untuk pembukaan cabang baru ini.
"Insya Allah 2012 ini terealisasi," ungkapnya. Gatot menambahkan, bahwa tiga cabang yang akan dibuka di Timur Tengah adalah di Jeddah, Mekah, dan Madinah.
"Potensi untuk cabang tersebut terfokus ke TKI, haji dan umroh, mencapai USD200 juta setahun," lanjut dia.
Adapun rencana ini, tambah Gatot, telah dikonsultasikan ke Bank Indonesia (BI) dan ditanggapi positif. "Rencana tersebut telah dibicarakan dengan bank sentral, tinggal membuat possibility mengenai aturan afiliasinya," tandas Gatot. (ank)
()