BNI ekspansi ke Timur Tengah
A
A
A
Sindonews.com – PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) tengah mengkaji langkah ekspansi dengan membuka kantor cabang di Timur Tengah. Diharapkan, ekspansi ini akan meningkatkan bisnis remitansi, trade finance, dan treasury perseroan.
Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo mengatakan, saat ini perseroan tengah melakukan studi kelayakan (feasibility) untuk pembukaan cabang di Timur Tengah. BNI juga menggandeng konsultan untuk membicarakan aturanaturan dan bernegosiasi dengan bank sentral Arab Saudi.
Menurut Gatot, rencana pembukaan cabang ini sudah dimasukkan dalam rencana bisnis bank (RBB). Dia berharap, tahun ini pembukaan cabang ini dapat direalisasikan. Apabila izin resmi dari Bank Sentral di Arab Saudi dan Bank Indonesia diperoleh, maka BNI akan membuka tiga cabang sekaligus yaitu di Jeddah, Mekkah, dan Madinah.
“Kita sedang pelajari buka cabang di Timur Tengah, di Jeddah, Mekkah dan Madinah. Sedang bicara dengan bank sentral di sana,” ujarnya usai penandatanganan kerja sama BNI dengan Bank Bukopin di Jakarta, Rabu 15 Februari 2012.
Dia menjelaskan, pihaknya masih menghitung plus minus pembukaan cabang yang bersifat campuran (affiliate) maupun cabang penuh (full branch). Namun, Gatot sendiri berharap dapat mengoperasikan cabang secara penuh. Dia menilai, untuk pembukaan cabang nantinya akan dibutuhkan anggaran operasional sekitar USD20–25 juta, tapi nilai ini masih bisa berubah tergantung strata cabang yang akan diperoleh.
“Investasi belum dihitung, baik itu untuk buka cabang, biaya sewa, kanaffiliate begitu. Tapi, di RBB sudah dimasukkan. Insya Allah tahun ini,” ungkapnya.
Head of Division Senior Vice President International Division BNI A Firman Wibowo menambahkan, hingga akhir Desember 2011 remitansi di perseroan mencapai USD68 miliar, tumbuh sekitar 20 persen dibandingkan periode Desember 2010 sebesar USD52 miliar.
Adapun rinciannya, transaksi outgoing sebesar USD35 miliar dan untuk transaksi incoming USD33 miliar. Sementara, transaksi trade finance mencapai USD19,4 miliar atau naik sekitar 20–24 Asosiasi Emiten Indonesia dibandingkan periode Desember 2010.
Komposisi untuk trade finance ini berasal dari transaksi impor yang mencapai hampir 60 Asosiasi Emiten Indonesia dari total transaksi trade finance atau sekitar USD13 miliar, sementara untuk transaksi ekspor mencapai USD6,6 miliar. (bro)
()