PUMP Jamsostek diprediksi naik 10%
A
A
A
Sindonews.com - Jamsostek Kanwil VIII optimistis, tahun ini realisasi pinjaman uang muka perumahan (PUMP) akan tumbuh 10 persen. Pada 2011, PUMP yang berhasil direalisasikan sebanyak Rp6 miliar.
Tahun ini, diprediksi tumbuh 10 persen atau Rp7 miliar. Tingginya kebutuhan untuk tempat tinggal menjadi pendorong peningkatan itu.
Kepala Kantor Wilayah VIII Jamsostek Yoto Suswoto mengatakan, untuk besarnya pinjaman untuk PUMP Rp20 juta. “Kalau harga rumah Rp70 juta, kami bantu Rp20 juta. Sisanya bank pelaksana,” kata dia.
Sementara untuk pinjaman renovasi rumah, pihaknya menyiapkan hingga Rp50 juta per pekerja. “Namun, tetap saja harus dilakukan verifikasi data dan kemudian diserahkan ke bank pelaksana,” papar dia.
Dari realisasi Rp6 miliar tahun lalu, 60 persen di antaranya masih dikuasai BTN, sisanya adalah BNI. Pekerja yang berhak mendapatkan pinjaman adalah yang memiliki masa kerja minimal satu tahun. “BTN pemain lama. Makanya jumlahnya besar,” ungkapnya.
Sementara itu, PT Jamsostek juga menyiapkan anak usaha dalam bentuk investment company berbasis syariah dengan nilai investasi sebesar Rp1 triliun. Direktur Investasi Jamsostek Elvyn G Masassya mengatakan, anak usaha ini nantinya akan masuk ke sektor riil atau infrastruktur.
Rencananya perusahaan investasi ini akan diberi nama Indonesia Investment Company, menggandeng perusahaan asal Timur Tengah, The Islamic Corporation for the Development of the Private Sector (ICD) sebagai partner kerja.
Dari segi komposisi pemegang saham, Jamsostek tetap akan menjadi pemegang saham mayoritas atau sebesar 51 persen, sementara sisanya oleh ICD. Adapun, komposisi direksi akan berasal dari profesional yang berkompeten di bidangnya. (ank)
Tahun ini, diprediksi tumbuh 10 persen atau Rp7 miliar. Tingginya kebutuhan untuk tempat tinggal menjadi pendorong peningkatan itu.
Kepala Kantor Wilayah VIII Jamsostek Yoto Suswoto mengatakan, untuk besarnya pinjaman untuk PUMP Rp20 juta. “Kalau harga rumah Rp70 juta, kami bantu Rp20 juta. Sisanya bank pelaksana,” kata dia.
Sementara untuk pinjaman renovasi rumah, pihaknya menyiapkan hingga Rp50 juta per pekerja. “Namun, tetap saja harus dilakukan verifikasi data dan kemudian diserahkan ke bank pelaksana,” papar dia.
Dari realisasi Rp6 miliar tahun lalu, 60 persen di antaranya masih dikuasai BTN, sisanya adalah BNI. Pekerja yang berhak mendapatkan pinjaman adalah yang memiliki masa kerja minimal satu tahun. “BTN pemain lama. Makanya jumlahnya besar,” ungkapnya.
Sementara itu, PT Jamsostek juga menyiapkan anak usaha dalam bentuk investment company berbasis syariah dengan nilai investasi sebesar Rp1 triliun. Direktur Investasi Jamsostek Elvyn G Masassya mengatakan, anak usaha ini nantinya akan masuk ke sektor riil atau infrastruktur.
Rencananya perusahaan investasi ini akan diberi nama Indonesia Investment Company, menggandeng perusahaan asal Timur Tengah, The Islamic Corporation for the Development of the Private Sector (ICD) sebagai partner kerja.
Dari segi komposisi pemegang saham, Jamsostek tetap akan menjadi pemegang saham mayoritas atau sebesar 51 persen, sementara sisanya oleh ICD. Adapun, komposisi direksi akan berasal dari profesional yang berkompeten di bidangnya. (ank)
()