Perdagangan dominasi pemberian kredit

Sabtu, 18 Februari 2012 - 13:27 WIB
Perdagangan dominasi...
Perdagangan dominasi pemberian kredit
A A A
Sindonews.com - Penyaluran kredit ke subsektor perdagangan dan eceran mendominasi kredit perbankan di Jateng selama 2011. Dari total kredit Rp131,41 triliun, 27 persen di antaranya dikucurkan ke subsektor tersebut. Penyaluran kredit pada subsektor perdagangan dan eceran ini mencapai Rp35,88 triliun.

Angka itu mengalami kenaikan 19,77 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang meraih Rp29,96 triliun. Adapun kredit pada subsektor industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar kedua dengan pencapaian Rp23,26 triliun. Atau tumbuh 24,90 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp18,62 triliun.

”Kedua subsektor itu juga mampu mendominasi penyaluran kredit,sekaligus menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Jateng pada 2011,” kata Pimpinan Kantor Bank Indonesia (BI) Semarang Joni Swastanto.

Lebih lanjut dikatakannya, merujuk besaran pertumbuhan kredit maka subsektor pertambangan dan penggalian mengalami kenaikan 81 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Yakni dari Rp147 miliar menjadi Rp267 miliar.

Pertumbuhan kredit tertinggi kedua yaitu subsektor pertanian, perburuan, dan kehutanan yang naik 61,90 persen dari Rp1,87 triliun pada Desember 2010 menjadi Rp3,04 triliun pada akhir 2011.

”Meski pertumbuhannya cukup signifikan, kontribusinya terhadap penyaluran kredit perbankan di Jateng relatif kecil. Untuk itu ke depan BI akan terus mendorong penyaluran kredit pertanian guna meningkatkan produksi pangan di sini,” paparnya.

Secara keseluruhan penyaluran kredit perbankan di Jateng sepanjang 2011 tumbuh 21,86 persen mencapai Rp131,41 triliun. Tahun sebelumnya pencapaian kredit hanya mampu meraup Rp107,84 triliun. Pertumbuhan kredit itu juga banyak didorong dari peningkatan kredit investasi yang mencapai 51,84 persen dari tahun sebelumnya.

Kredit investasi yang disalurkan perbankan di Jateng sebesar Rp13,54 triliun. Atau naik dari posisi 2010 yang hanya Rp8,92 triliun. Menurut Joni, meningkatnya kredit investasi ini menunjukkan adanya lonjakan penanaman modal di Jateng. Diharapkan hal tersebut menimbulkan dampak bagi sektor riil.

Sementara itu, Deputi Pemimpin BI Semarang Sutikno mengatakan fungsi intermediasi perbankan selama 2011 terbilang bagus. Ini tercermin dari pencapaian loan to deposit ratio (LDR) sebesar 98,26 persen.

Apalagi kondisi itu juga didukung oleh kualitas pembayaran kredit yang cukup bagus dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (LDR) sebesar 2,45 persen. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0656 seconds (0.1#10.140)