Biaya pengiriman naik bulan depan
A
A
A
Sindonews.com - Pengusaha pengiriman logistik nasional berencana menaikkan tarif akibat tingginya harga minyak mentah dunia. Kenaikan biaya pengiriman logistik rencananya dimulai pada 1 Maret 2012.
”Kenaikan tarif logistik untuk menyesuaikan biaya pengeluaran pengusaha pengiriman logistik yang juga naik,” kata Kepala Humas Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Didiet Rahmat Hidayat di Jakarta kemarin.
Kenaikan akan dimulai pada Maret 2012, terdiri dari pengiriman logistik melalui laut dengan kenaikan tarif sekitar USD200–300 per kontainer. Sedangkan, pengiriman logistik melalui udara akan naik sekitar 20–30 sen dolar AS per kg. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan bahwa tingginya biaya logistik di Indonesia menurunkan daya saing hasil produksi dalam negeri.
Wakil Ketua Apindo Anton Supit mengatakan, biaya logistik yang tinggi menyebabkan biaya pokok menjadi mahal. Permasalahan itu ditambah pula oleh infrastruktur yang belum memadai.
Pemerintah, tegas dia, seharusnya mulai mengambil langkah untuk meningkatkan daya saing produk dalam negeri, sebelum komunitas ekonomi ASEAN mulai diberlakukan pada 2015. ”Apabila daya saing produk dalam negeri tidak ditingkatkan, maka pada 2015 akan menjadi masalah yang sangat serius,” tuturnya.
Sebelumnya Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai biaya logistik di Indonesia yang mencapai 24 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB), atau senilai Rp1.820 triliun per tahun merupakan biaya logistik paling tinggi di dunia.
Biaya logistik itu terbagi dalam biaya penyimpanan sebesar Rp546 triliun, biaya transportasi Rp1.092 triliun, dan biaya administrasi sebesar Rp182 triliun. Biaya logistik di Indonesia tercatat sangat tinggi jika dibandingkan dengan Malaysia yang hanya 15 persen, Amerika dan Jepang masing-masing sebesar 10 persen.
Tercatat, selain biaya yang sangat tinggi, mutu pelayanan logistik di Indonesia juga buruk, seperti waktu jeda untuk barang-barang impor yang mencapai 5,5 hari dan biaya angkut yang mahal. Hal itu menjadi penyebab utama turunnya daya saing produk dalam negeri.
Pemerintah sebelumnya berkomitmen bahwa dalam 3–5 tahun ke depan akan melakukan berbagai terobosan untuk mempercepat konektivitas antar daerah dan antar pulau di Indonesia untuk mengurangi biaya logistik yang tinggi. (ank)
”Kenaikan tarif logistik untuk menyesuaikan biaya pengeluaran pengusaha pengiriman logistik yang juga naik,” kata Kepala Humas Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Didiet Rahmat Hidayat di Jakarta kemarin.
Kenaikan akan dimulai pada Maret 2012, terdiri dari pengiriman logistik melalui laut dengan kenaikan tarif sekitar USD200–300 per kontainer. Sedangkan, pengiriman logistik melalui udara akan naik sekitar 20–30 sen dolar AS per kg. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan bahwa tingginya biaya logistik di Indonesia menurunkan daya saing hasil produksi dalam negeri.
Wakil Ketua Apindo Anton Supit mengatakan, biaya logistik yang tinggi menyebabkan biaya pokok menjadi mahal. Permasalahan itu ditambah pula oleh infrastruktur yang belum memadai.
Pemerintah, tegas dia, seharusnya mulai mengambil langkah untuk meningkatkan daya saing produk dalam negeri, sebelum komunitas ekonomi ASEAN mulai diberlakukan pada 2015. ”Apabila daya saing produk dalam negeri tidak ditingkatkan, maka pada 2015 akan menjadi masalah yang sangat serius,” tuturnya.
Sebelumnya Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai biaya logistik di Indonesia yang mencapai 24 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB), atau senilai Rp1.820 triliun per tahun merupakan biaya logistik paling tinggi di dunia.
Biaya logistik itu terbagi dalam biaya penyimpanan sebesar Rp546 triliun, biaya transportasi Rp1.092 triliun, dan biaya administrasi sebesar Rp182 triliun. Biaya logistik di Indonesia tercatat sangat tinggi jika dibandingkan dengan Malaysia yang hanya 15 persen, Amerika dan Jepang masing-masing sebesar 10 persen.
Tercatat, selain biaya yang sangat tinggi, mutu pelayanan logistik di Indonesia juga buruk, seperti waktu jeda untuk barang-barang impor yang mencapai 5,5 hari dan biaya angkut yang mahal. Hal itu menjadi penyebab utama turunnya daya saing produk dalam negeri.
Pemerintah sebelumnya berkomitmen bahwa dalam 3–5 tahun ke depan akan melakukan berbagai terobosan untuk mempercepat konektivitas antar daerah dan antar pulau di Indonesia untuk mengurangi biaya logistik yang tinggi. (ank)
()