Kemendag serukan peningkatan ekspor
A
A
A
Sindonews.com - Adanya rencana pemerintah untuk menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) membuat Kementerian Perdagangan (Kemendag) bertekad untuk meningkatkan ekspor guna mengontrol harga di pasaran.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menjelaskan, dengan meningkatkan ekspor akan berimbas kepada pertumbuhan perekonomian yang juga bisa meningkat. Dengan demikian, jika nilai ekspornya naik maka impor pun akan turun dengan sendirinya.
"Nah ini impor juga datang dari negara-negara yang mengalami kenaikan harga, khususnya harga minyak dan komoditas lainnya. jadinya kita harus antisipasi juga, akan adanya kenaikan harga di barang-barang impor," ungkapnya kala ditemui dalam acara Jakarta Fashion Week, di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Kamis (23/2/3012).
Menurutnya, pihaknya akan menjaga agar daya saing Indonesia dalam hal ekspor tidak terus tergerus karena unsur kenaikan harga-harga tertentu. Dia menambahkan, dampak dari kenaikan harga BBM tersebut bukan hanya berdampak terhadap inflasi, namun juga terhadap demand (permintaan).
"Tahun lalu inflasi kita masih 3,79 persen, ini lagi diukur sensitivity-nya berapa, ada kenaikan atau tidak. Bukan hanya dari sisi inflasi saja, tapi dari sisi elastisitas demand. Ini tentunya akan mempengaruhi sektor riil tapi selama masih bisa diserap oleh konsumen dan pedagang tentunya kita akan mengukur," pungkasnya. (ank)
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menjelaskan, dengan meningkatkan ekspor akan berimbas kepada pertumbuhan perekonomian yang juga bisa meningkat. Dengan demikian, jika nilai ekspornya naik maka impor pun akan turun dengan sendirinya.
"Nah ini impor juga datang dari negara-negara yang mengalami kenaikan harga, khususnya harga minyak dan komoditas lainnya. jadinya kita harus antisipasi juga, akan adanya kenaikan harga di barang-barang impor," ungkapnya kala ditemui dalam acara Jakarta Fashion Week, di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Kamis (23/2/3012).
Menurutnya, pihaknya akan menjaga agar daya saing Indonesia dalam hal ekspor tidak terus tergerus karena unsur kenaikan harga-harga tertentu. Dia menambahkan, dampak dari kenaikan harga BBM tersebut bukan hanya berdampak terhadap inflasi, namun juga terhadap demand (permintaan).
"Tahun lalu inflasi kita masih 3,79 persen, ini lagi diukur sensitivity-nya berapa, ada kenaikan atau tidak. Bukan hanya dari sisi inflasi saja, tapi dari sisi elastisitas demand. Ini tentunya akan mempengaruhi sektor riil tapi selama masih bisa diserap oleh konsumen dan pedagang tentunya kita akan mengukur," pungkasnya. (ank)
()