10 pabrik gula rugi miliaran rupiah
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah Pabrik Gula (PG) PT Perusahaan Nasional (PTPN) IX Jateng dan PTPN XI Jatim diprediksi pada 2012 ini masih rugi hingga miliaran rupiah.
Dari hasil evaluasi, kerugian terjadi akibat kekurangan bahan baku yang sehingga pendapatan tidak mampu menutup biaya produksi. Selain itu, diduga kuat kerugian terjadi karena adanya penyimpangan yang diduga dilakukan pegawai PG dalam proses penimbangan tebu sebelum digiling.
Menteri BUMN Dahlan Iskan menyatakan, dari pemantauan di lapangan, sistem penimbangan tebu sebelum digiling di sejumlah PG memang kurang baik.
Ini berpengaruh pada rendemen tebu, sehingga produksi tidak dapat maksimal. “Ini salah satu penyebab kerugian PG selama ini,” kata Dahlan Iskan seusai rapat kebangkitan BUMN yang digelar di Kampoeng Kopi Banaran, Bawen, Kabupaten Semarang, akhir pekan lalu.
Dahlan Iskan mengatakan kecurangan dalam proses penimbangan tebu di sejumlah PG harus segera ditertibkan. Sistem penimbangan harus diubah dengan sistem yang lebih akurat serta diawasi secara ketat.
PG juga harus melakukan langkah untuk meningkatkan produktivitas. Cara yang dilakukan adalah memperbaiki mesin penggiling,perluasan lahan untuk meningkatkan bahan baku, dan berani menolak tebu dari petani yang tidak sesuai standar MBS (manis, bersih, segar).
Sementara itu, dalam rapat tersebut terungkap dari 10 PG PTPN IX Jateng dan PTPN XI Jatim, sembilan di antaranya beberapa tahun terakhir hingga 2012 ini masih merugi.
Bahkan pada 2013 nanti PG Jatibarang, Brebes diprediksi masih merugi senilai Rp5 miliar. Sementara PG Gondang Baru Klaten pada 2012 ini bisa BEP. Administratur PG Jatibarang Supriyadi menyatakan, pihaknya tidak bisa memenuhi jumlah bahan baku yang dibutuhkan lantaran keterbatasan areal lahan tebu yang di daerahnya. Areal lahan yang ada sudah konstan seluas 3.500 hektare dengan hasil panen maksimal sekitar 217 ribu ton tebu.
Dari hasil evaluasi, kerugian terjadi akibat kekurangan bahan baku yang sehingga pendapatan tidak mampu menutup biaya produksi. Selain itu, diduga kuat kerugian terjadi karena adanya penyimpangan yang diduga dilakukan pegawai PG dalam proses penimbangan tebu sebelum digiling.
Menteri BUMN Dahlan Iskan menyatakan, dari pemantauan di lapangan, sistem penimbangan tebu sebelum digiling di sejumlah PG memang kurang baik.
Ini berpengaruh pada rendemen tebu, sehingga produksi tidak dapat maksimal. “Ini salah satu penyebab kerugian PG selama ini,” kata Dahlan Iskan seusai rapat kebangkitan BUMN yang digelar di Kampoeng Kopi Banaran, Bawen, Kabupaten Semarang, akhir pekan lalu.
Dahlan Iskan mengatakan kecurangan dalam proses penimbangan tebu di sejumlah PG harus segera ditertibkan. Sistem penimbangan harus diubah dengan sistem yang lebih akurat serta diawasi secara ketat.
PG juga harus melakukan langkah untuk meningkatkan produktivitas. Cara yang dilakukan adalah memperbaiki mesin penggiling,perluasan lahan untuk meningkatkan bahan baku, dan berani menolak tebu dari petani yang tidak sesuai standar MBS (manis, bersih, segar).
Sementara itu, dalam rapat tersebut terungkap dari 10 PG PTPN IX Jateng dan PTPN XI Jatim, sembilan di antaranya beberapa tahun terakhir hingga 2012 ini masih merugi.
Bahkan pada 2013 nanti PG Jatibarang, Brebes diprediksi masih merugi senilai Rp5 miliar. Sementara PG Gondang Baru Klaten pada 2012 ini bisa BEP. Administratur PG Jatibarang Supriyadi menyatakan, pihaknya tidak bisa memenuhi jumlah bahan baku yang dibutuhkan lantaran keterbatasan areal lahan tebu yang di daerahnya. Areal lahan yang ada sudah konstan seluas 3.500 hektare dengan hasil panen maksimal sekitar 217 ribu ton tebu.
()