Presiden Bank Dunia tak akan jauh dari AS

Minggu, 26 Februari 2012 - 17:52 WIB
Presiden Bank Dunia tak akan jauh dari AS
Presiden Bank Dunia tak akan jauh dari AS
A A A
Sindonews.com - Kursi nomor satu Bank Dunia nampaknya tak akan jauh-jauh dari negeri Paman Sam, Amerika Serikat (AS). Pasalnya, Presiden World Bank yang akan lengser Juni mendatang, Robert Zoellick, tampaknya menginginkan suksesornya tetap berasal dari AS. Hal ini semakin mempersulit peluang tokoh ekonomi dari negara berkembang, termasuk Sri Mulyani menduduki jabatan tersebut.

Zoellick mengatakan, jika calon penggantinya berasal dari Amerika Serikat (AS) maka akan mampu memimpin World Bank dan hal tersebut baik juga bagi AS dan perbankan karena badan ekonomi terbesar di dunia tersebut harus mewakili semua dunia.

Seperti dikutip dari Reuters, Minggu (26/2/2012), Robert mengatakan tidak mempunyai peran lagi dalam proses seleksi untuk menggantikan posisinya yang terdahulu.

Lanjutnya, dia juga tidak percaya bahwa negara-negara yang tengah terkena krisis seperti Spanyol, Italia ataupun Portugal membutuhkan dana bailout (bantuan) untuk meringankan beban utangnya. Tapi negara-negara tersebut membutuhkan support dari negara-negara Eropa lainnya yang menyatakan rasa optimismenya bahwa perekonomian global akan mebaik pada tahun naga air ini.

Selain itu, pada pekan lalu, World Bank meluncurkan proses seleksi untuk memilih presiden world bank baru untuk menggantikan Robert ketika dia mengundurkan diri beberapa waktu mendatang yang mengikutsertakan 187 anggota negara. Dia mencatat bahwa AS tidak selalu memiliki jabatan penting dalam organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), WTO dan IMF.

"Saya ingin AS untuk merasakan rasa tanggung jawab terhadap sistem internasional. Jadi dalam arti bahwa jika Anda mendapatkan calon Amerika yang benar saya berpikir bahwa hal tersebut bisa baik untuk AS dan bank," kata Zoellick.

Sejauh ini, dua orang yang paling sering disebut-sebut sebagai penerus kemungkinan keduanya berasal dari AS yaitu, Menteri LUar Negeri AS Hillary Clinton dan mantan penasihat Gedung Putih ekonomi dan Mantan Menteri Keuangan Lawrence Summers.

Di sisi lain, menilik ke belakang di tahun 2011, ketika Dominique Strauss-Kahn mengundurkan diri sebagai pimpinan Dana Moneter Internasional, pejabat dari negara-negara seperti Brasil dan Filipina mengatakan sudah saatnya untuk mematahkan pola puluhan tahun yang menempatkan seorang Amerika yang bertanggung jawab dari Bank Dunia dan Eropa atas IMF.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7131 seconds (0.1#10.140)