Harga beras di Sulsel sudah naik
A
A
A
Sindonews.com - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang masih dalam rencana namun telah diikuti oleh kenaikan harga beras di Pasar Sentral Pangkep, Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan.
"Kenaikan ini terjadi sejak ada rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Mungkin karena BBM mau naik, makanya beras juga naik," ucap Ardi salah seorang pedagang beras yang ditemui di Pasar Sentral Pangkajene, Senin (27/2/2012).
Kenaikannya bervariasi antara Rp500 hingga Rp1.500, tergantung jenis berasnya. Untuk jenis beras Ciliwung yang biasanya dijual seharga Rp5.000 per kilogram sekarang naik menjadi Rp6.800 per kilogram. Sementara untuk beras Santana dan beras Kepala yang sebelumnya hanya Rp6.000 per kilogram sekarang naik menjadi Rp8.000 sampai Rp8.500 per kilogram.
Ardi mengharapkan agar pemerintah segera turun tangan karena selama kenaikan harga beras ini. Pasalnya, omzetnya turun karena jumlah pembeli berkurang. "Harapan saya kalau bisa kembali normal karena pembeli berkurang semenjak naiknya harga (beras)," ungkapnya.
Sementara itu, M. Satir seorang buruh empang juga mengeluhkan kenaikan harga beras saat ini. Satir mengaku kaget saat harus diminta membayar lebih untuk beras yang dibelinya. "Wah, saya kaget karena tadi uangnya kurang, untung saya bawa uang lebih," kata kecut yang ditemui saat membeli beras.
"Ini menyiksa kami, apalagi saya cuma pekerja empang. Pendapatan tidak naik tapi harga-harga naik," keluhnya.
Kenaikan harga BBM selalu memicu kenaikan harga-harga kebutuhan lain. Pemerintah dituntut untuk menyiapkan langkah strategis untuk mengantisipasi gejolak ekonomi dan gejolak sosial karena kebijakan yang tidak populisnya itu. (ank)
"Kenaikan ini terjadi sejak ada rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Mungkin karena BBM mau naik, makanya beras juga naik," ucap Ardi salah seorang pedagang beras yang ditemui di Pasar Sentral Pangkajene, Senin (27/2/2012).
Kenaikannya bervariasi antara Rp500 hingga Rp1.500, tergantung jenis berasnya. Untuk jenis beras Ciliwung yang biasanya dijual seharga Rp5.000 per kilogram sekarang naik menjadi Rp6.800 per kilogram. Sementara untuk beras Santana dan beras Kepala yang sebelumnya hanya Rp6.000 per kilogram sekarang naik menjadi Rp8.000 sampai Rp8.500 per kilogram.
Ardi mengharapkan agar pemerintah segera turun tangan karena selama kenaikan harga beras ini. Pasalnya, omzetnya turun karena jumlah pembeli berkurang. "Harapan saya kalau bisa kembali normal karena pembeli berkurang semenjak naiknya harga (beras)," ungkapnya.
Sementara itu, M. Satir seorang buruh empang juga mengeluhkan kenaikan harga beras saat ini. Satir mengaku kaget saat harus diminta membayar lebih untuk beras yang dibelinya. "Wah, saya kaget karena tadi uangnya kurang, untung saya bawa uang lebih," kata kecut yang ditemui saat membeli beras.
"Ini menyiksa kami, apalagi saya cuma pekerja empang. Pendapatan tidak naik tapi harga-harga naik," keluhnya.
Kenaikan harga BBM selalu memicu kenaikan harga-harga kebutuhan lain. Pemerintah dituntut untuk menyiapkan langkah strategis untuk mengantisipasi gejolak ekonomi dan gejolak sosial karena kebijakan yang tidak populisnya itu. (ank)
()