Pengamat: Petral masih dibutuhkan

Senin, 27 Februari 2012 - 20:31 WIB
Pengamat: Petral masih dibutuhkan
Pengamat: Petral masih dibutuhkan
A A A


Sindonews.com - Keberadaan Pertamina Energy Trading Ltd (Petral), dinilai masih diperlukan. Ada baiknya beberapa pihak harus berpikir jernih sebelum membubarkan anak usaha PT Pertamina (Persero) ini.

"Saya kira semua pihak perlu berpikir jernih. Petral masih dibutuhkan sebagai kepanjangan tangan Pertamina melaksanakan impor minyak mentah dan BBM," kata Pengamat energi dari ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro, di Jakarta, Senin (27/2/2012).

Menurut dia, di tengah menurunnya kemampuan produksi minyak mentah dan terus meningkatnya kebutuhan BBM, maka Petral masih dibutuhkan. Apalagi, lanjutnya, aktivitas jual dan beli minyak khususnya di pasat "spot" tidaklah mudah, sehingga harus ada pihak yang ditugaskan.

Namun demikian, jika terdapat oknum-oknum yang melakukan kesalahan, maka memang perlu dilakukan tindakan. "Jadi, jangan lembaganya yang disalahkan," katanya.

Komaidi menambahkan, keberadaan Petral di Singapura juga mesti dipertahankan karena sistemnya sudah terbentuk di negara tersebut dan guna menghindari iklim intervensi yang masih kuat di Jakarta.

Selain itu, menurut dia, Petral mendapat keistimewaan tarif pajak perusahaan yang rendah yakni hanya lima persen di Singapura. "Di sisi lain kegiatan ekspor dan impor juga melalui Singapura. Jadi, sepanjang itu menguntungkan saya kira tidak masalah," katanya.

Konfederasi Serikat Pekerja Migas Indonesia (KSPMI) juga menolak rencana pembubaran Petral. Presiden KSPMI, Faisal Yusra mengatakan, pihaknya akan melawan tingkah laku para politisi yang meminta pembubaran Petral. "Ini sudah bentuk politisasi yang arahnya berujung pada kepentingan politik 2014," katanya.

Ketua Dewan Penasihat Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) itu juga mengatakan, Petral sudah tidak lagi seperti dulu. "Petral sekarang sudah tender secara terbuka. Siapapun bisa ikut tender. Kenapa mesti diributkan. Jangan-jangan ini agar Petral seperti dulu lagi, sehingga bisa dikendalikan," katanya.

Menurut dia, KSPMI dan FSPPB ikut mengawasi Petral dan sekarang ini proses pengadaan Petral sudah berjalan sesuai prosedur. "Kami lihat Petral sudah tegas menolak intervensi," katanya.

Ia juga menjaga agar Petral tidak dirusak kepentingan siapapun. Yusra juga mempersilakan, Petral diaudit agar tidak menimbulkan kecurigaan. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4431 seconds (0.1#10.140)