Impor beras diputuskan usai panen raya

Rabu, 29 Februari 2012 - 14:55 WIB
Impor beras diputuskan usai panen raya
Impor beras diputuskan usai panen raya
A A A


Sindonews.com - Penjajakan perjanjian kerja sama perdagangan beras antara Indonesia dengan Myanmar akan dilakukan setelah masa panen raya usai.

"Saya tegas saja, kita baru mewacanakan atau mendiskusikan kita impor beras atau tidak setelah April itu selesai," ungkap Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan, kala ditemui dalam acara 'Insentive for Sustainability in Agri-Business Sustainable Palm Oil' di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (29/2/2012).

Dia berpendapat, penjajakan perdagangan beras antara Indonesia dengan Myanmar hanya wacana awal perjanjian kerja sama. "Kalau menjajaki atau diskusi mengenai impor ya silakan saja. Bagi Kementerian Pertanian kita bicarakan setelah masa panen raya selesai," paparnya.

Wacana ini muncul, setelah Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan melakukan kunjungan ke Myanmar dalam pertemuan retreat para Menteri Ekonomi ASEAN di Myanmar yang berlangsung pada 25-26 Februari 2012 lalu. "Kalau menjajaki tidak ada masalah. Itu untuk reaksi cepat kalau terjadi kekurangan," tambahnya.

"Ini (impor atau tidak) kita putuskan setelah kita diskusikan kita evaluasi panen raya yang terjadi sampai Maret ini," tegas dia.

Sekadar informasi, Myanmar menawarkan sejumlah kesempatan investasi kepada Indonesia di sejumlah sektor prioritas. Kesempatan ini ditawarkan Myanmar pada pembicaraan bilateral antara Indonesia dan Myanmar dalam pertemuan retreat para Menteri Ekonomi ASEAN, di Myanmar, yang berlangsung selama 25-26 Februari 2012.

Adapun investasi yang ditawarkan negara anggota ASEAN ini adalah di industri karet, konstruksi, pertambangan, serta pembangunan zona ekonomi spesial. Bahkan, kerja sama produksi padi dan perdagangan beras juga punya potensi besar untuk dikembangkan kedua negara.

Konsumsi beras keduanya mencapai rata-rata 200 kilogram per orang per tahun. Ini salah satu angka yang tertinggi di dunia. Myanmar pun masih mencatatkan surplus produksi beras rata-rata dua juta ton per tahun dengan kualitas dan harga yang sangat bersaing. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6790 seconds (0.1#10.140)