Jelang kenaikan BBM, penjualan rumah mewah naik 10%
A
A
A
Sindonews.com – Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berdampak pada meningkatnya penjualan rumah mewah dan menengah.
“Sebelum kenaikan BBM pada April nanti, biasanya pembelian rumah mewah dan menengah meningkat,” jelas Ketua DPD Real Estate Indonesia(REI) Jabar Yana Mulyana, kemarin.
Menurut dia, peningkatan tersebut didasarkan pada pergeseran rencana pembelian rumah konsumen. Calon pembeli memilih membeli rumah sebelum kenaikan BBM menghindari kenaikan harga rumah. Yana sendiri memprediksi,akibat kenaikan harga BBM bersubsidi akan menaikkan harga rumah sekitar 10 persen.
Dia menilai, kenaikan harga rumah sebesar 10 persen untuk kelas menengah dan mewah cukup besar. Pembelian rumah menjelang kenaikan BBM juga didasarkan pada aspek investasi. Kecenderungan kenaikan BBM yang diiringi inflasi akan memicu kenaikan harga tanah dan bangunan.
Hal itu juga yang membuat penyelenggaraan pameran Perumahan dan Property 2012 di Graha Siliwangi pada Maret nanti bisa menggenjot penjualan rumah mewah. Panitia menargetkan, penjualan pada momen tersebut bisa mencapai Rp50 miliar.
Lebih lanjut kata dia, penjualan rumah akan kembali lesu setelah kebijakan kenaikan BBM diberlakukan. Hal itu disebebkan adanya efek psikologis. Lesunya penjualan rumah pascakenaikan BBM diperkirakan hanya terjadi sekitar satu bulan. Efek ini, lanjut Yana, biasanya terjadi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
“Walaupun rumah tipe 36 tidak akan terkena imbas kenaikan BBM, tapi konsumen akan mengurungkan niatnya membeli rumah karena faktor psikologis atau kekurangan dana untuk DP,” timpal dia.
Kondisi ini, tentu semakin memperburuk penjualan rumah tipe 36 yang selama dua bulan lalu sempat terhenti akibat belum keluarnya aturan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
“Sebelum kenaikan BBM pada April nanti, biasanya pembelian rumah mewah dan menengah meningkat,” jelas Ketua DPD Real Estate Indonesia(REI) Jabar Yana Mulyana, kemarin.
Menurut dia, peningkatan tersebut didasarkan pada pergeseran rencana pembelian rumah konsumen. Calon pembeli memilih membeli rumah sebelum kenaikan BBM menghindari kenaikan harga rumah. Yana sendiri memprediksi,akibat kenaikan harga BBM bersubsidi akan menaikkan harga rumah sekitar 10 persen.
Dia menilai, kenaikan harga rumah sebesar 10 persen untuk kelas menengah dan mewah cukup besar. Pembelian rumah menjelang kenaikan BBM juga didasarkan pada aspek investasi. Kecenderungan kenaikan BBM yang diiringi inflasi akan memicu kenaikan harga tanah dan bangunan.
Hal itu juga yang membuat penyelenggaraan pameran Perumahan dan Property 2012 di Graha Siliwangi pada Maret nanti bisa menggenjot penjualan rumah mewah. Panitia menargetkan, penjualan pada momen tersebut bisa mencapai Rp50 miliar.
Lebih lanjut kata dia, penjualan rumah akan kembali lesu setelah kebijakan kenaikan BBM diberlakukan. Hal itu disebebkan adanya efek psikologis. Lesunya penjualan rumah pascakenaikan BBM diperkirakan hanya terjadi sekitar satu bulan. Efek ini, lanjut Yana, biasanya terjadi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
“Walaupun rumah tipe 36 tidak akan terkena imbas kenaikan BBM, tapi konsumen akan mengurungkan niatnya membeli rumah karena faktor psikologis atau kekurangan dana untuk DP,” timpal dia.
Kondisi ini, tentu semakin memperburuk penjualan rumah tipe 36 yang selama dua bulan lalu sempat terhenti akibat belum keluarnya aturan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
()