HPP naik, Bulog tambah dana pengadaan beras
A
A
A
Sindonews.com - Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) akan menambah dana untuk pengadaan gabah dan beras dari dalam negeri.
Penambahan dana ini seiring dengan kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) rata-rata sebesar 25 persen. ”Dengan kenaikan HPP ini, maka kami akan menyiapkan dana lebih untuk pembelian beras dan gabah di tahun 2012,” kata Kepala Divisi Regional (Kadivre) Bulog Sulselbar Tommy S Sikado di Makassar, Rabu 29 Februari 2012.
Menurut Tommy, Bulog Sulselbar tahun ini mendapat target dari Bulog pusat untuk membeli beras petani sebanyak 526.000 ton. Berdasarkan target tersebut, maka dana yang disiapkan sebesar Rp3 triliun.
Namun, kata dia, dana tersebut masih mengacu kepada HPP lama. Jika mengacu kepada HPP baru yang mengalami kenaikan rata-rata 25 persen, maka dana yang disiapkan juga bertambah 25 persen. Sehingga dengan demikian, dana yang disiapkan untuk membeli gabah dan beras tahun ini sebesar Rp3,75 triliun.
Dalam rencana kerja tahun ini, Bulog Divre Sulselbar menargetkan pembelian beras dan gabah petani sebanyak 526.000 ton. Jumlah tersebut meningkat dibanding realisasi pengadaan tahun lalu yang mampu menyerap beras sebanyak 450.000 ton.
Dia berjanji akan secepatnya menyesuaikan harga pembelian gabah dan beras dari petani sesuai HPP yang baru. “Secepatnya akan menyesuaikan pembelian kami dengan HPP yang sudah dikeluarkan itu,” kata Tommy.
Tommy mengatakan, hingga kemarin Bulog Sulselbar sudah menyerap sebanyak 1.800 ton beras dari petani di Provinsi Sulsel dan Sulbar. Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Sulsel Rahman Daeng Tayang mengaku senang dengan keluarnya HPP 2012. “Setiap waktu petani di Sulsel menanyakan kapan HPP beras tersebut dikeluarkan,” kata Rahman.
Menurut dia, dengan adanya kepastian kenaikan HPP 2012, petani sudah bisa memperkirakan rencana produksi pada musim tanam berikutnya. “Karena akan disesuikan dengan rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan tarif dasar listrik (TDL),” kata dia.
Diketahui, kemarin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meneken Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2012 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah tertanggal 27 Februari 2012 terkait upaya perlindungan tingkat pendapatan petani dan cadangan beras.
”Dalam inpres ini, pemerintah telah menaikkan harga beli gabah kering panen (GKP), gabah kering giling (GKG), dan harga pembelian beras dalam negeri rata-rata sebesar 25 persen,” kata Sekretaris Kabinet Dipo Alam dalam siaran pers, Rabu 29 Februari 2012.
Diktum pertama inpres ini mengatur ketentuan harga pembelian pemerintah (HPP) GKP dalam negeri dengan kualitas kadar air maksimum 25 persen, serta kadar hampa/kotoran maksimum 10 persen adalah Rp3.300 per kilogram (kg) di petani, atau Rp3.350 per kg di penggilingan.
Sementara itu, harga pembelian GKG dengan kualitas kadar air maksimum 14 persen dan kadar hampa/kotoran maksimum 3 persen adalah Rp4.150 per kg di penggilingan, atau Rp4.200 per kg di gudang Perum Bulog.
Kemudian, harga pembelian beras dalam negeri dengan kualitas kadar air maksimum 14 persen, butir patah maksimum 2 persen, dan derajat sosoh minimum 95 persen adalah Rp6.600 per kg di gudang Perum Bulog.
Inpres tersebut ditujukan kepada Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Kesra Agung Laksono, Mendagri Gamawan Fauzi, Mentan Suswono, Mendag Gita Wiryawan, Menkeu Agus Martowardoyo, Mensos Salim Segaff Aljufri, Menteri BUMN Dahlan Iskan, para gubernur, bupati/walikota se-Indonesia. (bro)
()