Peluang Investasi dalam Tren Penurunan Suku Bunga
loading...
A
A
A
JAKARTA - The Federal Reserve (The Fed) telah mengakhiri periode suku bunga tinggi di pasar global dengan menurunkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin ke level 5,25%-5,50% pada September 2024, menandai pemotongan suku bunga pertama sejak 2022.
Berdasarkan Fed Dot Plot atau dokumen proyeksi The Fed, diperkirakan akan ada pemotongan tambahan sebesar 25 basis poin pada November dan Desember tahun ini. Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) juga telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Rapat Dewan Gubernur pada September 2024, dan diperkirakan akan menurunkan suku bunga lebih lanjut sebesar 50 hingga 75 basis poin sejalan dengan ekspektasi penurunan FFR di masa mendatang.
"Dengan perkiraan tren penurunan suku bunga ini berlanjut hingga akhir tahun, yang secara historis sering kali menjadi katalis positif bagi arus masuk dana asing ke Indonesia, hal ini menciptakan peluang bagi aset-aset berisiko di Indonesia," ujar Fund Manager Insight Investments Lelly Susmiati dalam pernyataannya, dikutip Kamis (31/10/2024).
Lelly menjelaskan bahwa reksa dana pendapatan tetap dengan underlying obligasi berdurasi menengah hingga panjang menjadi instrumen yang menarik di tengah tren penurunan suku bunga. Hal ini disebabkan oleh sensitivitas harga obligasi berdurasi panjang yang lebih tinggi terhadap perubahan suku bunga, sehingga potensi kenaikan harganya lebih optimal dibandingkan dengan obligasi berdurasi pendek.
"Selain itu, potensi aliran dana asing yang masuk ke pasar obligasi Indonesia dapat semakin meningkatkan harga obligasi tersebut. Dengan demikian, investor tidak hanya memperoleh pendapatan kupon, tetapi juga mendapatkan capital gain yang menarik di tengah kondisi penurunan suku bunga," jelas Lelly.
Insight Investments memiliki produk reksa dana pendapatan tetap dengan underlying mayoritas Obligasi Pemerintah berdurasi menengah ke panjang yaitu Insight Government Fund (I-Govt). I-Govt secara konsisten melampaui benchmark-nya, baik selama periode penurunan suku bunga maupun saat suku bunga meningkat, dengan fleksibilitas dalam menerapkan strategi durasi yang tepat sesuai kondisi market. Oleh karena itu, iGovt cocok bagi investor yg mengutamakan likuiditas, kualitas kredit yang baik dan memiliki potensi imbal hasil optimum saat periode penurunan suku bunga kedepannya.
Per 30 September 2024, Reksa Dana Insight Government Fund memiliki kinerja historis total return 7,73%, mengungguli benchmark Infovesta Fixed Income Fund Index 5,35% dalam 1 tahun terakhir. Dalam rangka mengambil momentum penurunan suku bunga, Insight Government Fund memiliki potensi peningkatan imbal hasil baik dari capital gain dan pendapatan kupon ke depannya.
Hal yang lebih menarik lagi, seluruh produk Reksa Dana Insight Investments memiliki program kontribusi sosial, sesuai dengan tagline Transforming Investments Into Social Impact. Reksa Dana Insight Government Fund ini memiliki program sosial yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi lokal berkelanjutan, agar nantinya para pelaku UMKM yang mendapat bantuan memiliki kemandirian dalam mengelola komunitasnya dan mengembangkan usahanya.
Seperti contohnya program MATA (Masyarakat Terampil dan Berdaya) dengan berbagai kegiatan, diantaranya pelatihan wirausaha parfum, tata rias wajah, cuci AC dan wirausaha potong rambut yang dilakukan di wilayah Jabodetabek.
Berdasarkan Fed Dot Plot atau dokumen proyeksi The Fed, diperkirakan akan ada pemotongan tambahan sebesar 25 basis poin pada November dan Desember tahun ini. Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) juga telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Rapat Dewan Gubernur pada September 2024, dan diperkirakan akan menurunkan suku bunga lebih lanjut sebesar 50 hingga 75 basis poin sejalan dengan ekspektasi penurunan FFR di masa mendatang.
"Dengan perkiraan tren penurunan suku bunga ini berlanjut hingga akhir tahun, yang secara historis sering kali menjadi katalis positif bagi arus masuk dana asing ke Indonesia, hal ini menciptakan peluang bagi aset-aset berisiko di Indonesia," ujar Fund Manager Insight Investments Lelly Susmiati dalam pernyataannya, dikutip Kamis (31/10/2024).
Lelly menjelaskan bahwa reksa dana pendapatan tetap dengan underlying obligasi berdurasi menengah hingga panjang menjadi instrumen yang menarik di tengah tren penurunan suku bunga. Hal ini disebabkan oleh sensitivitas harga obligasi berdurasi panjang yang lebih tinggi terhadap perubahan suku bunga, sehingga potensi kenaikan harganya lebih optimal dibandingkan dengan obligasi berdurasi pendek.
"Selain itu, potensi aliran dana asing yang masuk ke pasar obligasi Indonesia dapat semakin meningkatkan harga obligasi tersebut. Dengan demikian, investor tidak hanya memperoleh pendapatan kupon, tetapi juga mendapatkan capital gain yang menarik di tengah kondisi penurunan suku bunga," jelas Lelly.
Insight Investments memiliki produk reksa dana pendapatan tetap dengan underlying mayoritas Obligasi Pemerintah berdurasi menengah ke panjang yaitu Insight Government Fund (I-Govt). I-Govt secara konsisten melampaui benchmark-nya, baik selama periode penurunan suku bunga maupun saat suku bunga meningkat, dengan fleksibilitas dalam menerapkan strategi durasi yang tepat sesuai kondisi market. Oleh karena itu, iGovt cocok bagi investor yg mengutamakan likuiditas, kualitas kredit yang baik dan memiliki potensi imbal hasil optimum saat periode penurunan suku bunga kedepannya.
Per 30 September 2024, Reksa Dana Insight Government Fund memiliki kinerja historis total return 7,73%, mengungguli benchmark Infovesta Fixed Income Fund Index 5,35% dalam 1 tahun terakhir. Dalam rangka mengambil momentum penurunan suku bunga, Insight Government Fund memiliki potensi peningkatan imbal hasil baik dari capital gain dan pendapatan kupon ke depannya.
Hal yang lebih menarik lagi, seluruh produk Reksa Dana Insight Investments memiliki program kontribusi sosial, sesuai dengan tagline Transforming Investments Into Social Impact. Reksa Dana Insight Government Fund ini memiliki program sosial yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi lokal berkelanjutan, agar nantinya para pelaku UMKM yang mendapat bantuan memiliki kemandirian dalam mengelola komunitasnya dan mengembangkan usahanya.
Seperti contohnya program MATA (Masyarakat Terampil dan Berdaya) dengan berbagai kegiatan, diantaranya pelatihan wirausaha parfum, tata rias wajah, cuci AC dan wirausaha potong rambut yang dilakukan di wilayah Jabodetabek.