Gerakan Beli Indonesia tak cetak masyarakat konsumtif
A
A
A
Sindonews.com - Gerakan Beli Indonesia (GBI) yang belum lama dideklarasikan tidak membuat masyarakat Indonesia semakin konsumtif melainkan menjadikan lebih produktif.
"GBI ini bukan berarti kita harus anti dengan produk asing melainkan bagaiman mengajak masyarakat indonesia untuk lebih cinta produk-produk dalam negeri," kata Kordinator GBI Jawa Timur Lukman Setiawan saat berkampanye GBI di Darmo Trade Center, Jalan Wonokromo, Surabaya, Kamis (1/3/2012).
Ia juga meminta, dengan gerakan ini tentunya harus diberengi dengan sejumlah kebijakan pemeritah baik dari legeslatif maupun eksekutif. Sebagaimana diketahui, banyak produk-produk yang beredar hampir dikuasai oleh asing di atas 60 persen. Seperti, produk air minum, farmasi hingga elektronik. Padahal, bangsa Indonesia mampu membuat produk-produk tersebut. Hanya saja antusias masyarakat saja yang masih lemah.
GBI sendiri adalah memberikan pemahaman bagaimana masyarakat bisa memilih produk-produk Indonesia ini dengan mudah. Metode yang digunakan adalah edukasi pasar.
Artinya, dengan edukasi pasar ini bagaimana masyarakat lebih bijak dalam memilih produk dalam negeri. Sedangkan bagi para pedagang pasar mampu menyediakan barang yang mudah dijangkau dan berkualitas bagi pembeli.
Menurutnya, GBI ini tidak lagi mencetak masyarakat yang konsumtif melainkan lebih produktif. Banyaknya permintaan produk dalam negeri tentunya akan menambah gairah ikilm usaha di negeri sendiri.
"Karena negara besar adalah negara yang produktif. Nantinya pendidikan di indonesia lebih banyak memuat tentang kewirausahaan. Sehingga bagaimana kita menjual produk bukan membeli," tukasnya.
"GBI ini bukan berarti kita harus anti dengan produk asing melainkan bagaiman mengajak masyarakat indonesia untuk lebih cinta produk-produk dalam negeri," kata Kordinator GBI Jawa Timur Lukman Setiawan saat berkampanye GBI di Darmo Trade Center, Jalan Wonokromo, Surabaya, Kamis (1/3/2012).
Ia juga meminta, dengan gerakan ini tentunya harus diberengi dengan sejumlah kebijakan pemeritah baik dari legeslatif maupun eksekutif. Sebagaimana diketahui, banyak produk-produk yang beredar hampir dikuasai oleh asing di atas 60 persen. Seperti, produk air minum, farmasi hingga elektronik. Padahal, bangsa Indonesia mampu membuat produk-produk tersebut. Hanya saja antusias masyarakat saja yang masih lemah.
GBI sendiri adalah memberikan pemahaman bagaimana masyarakat bisa memilih produk-produk Indonesia ini dengan mudah. Metode yang digunakan adalah edukasi pasar.
Artinya, dengan edukasi pasar ini bagaimana masyarakat lebih bijak dalam memilih produk dalam negeri. Sedangkan bagi para pedagang pasar mampu menyediakan barang yang mudah dijangkau dan berkualitas bagi pembeli.
Menurutnya, GBI ini tidak lagi mencetak masyarakat yang konsumtif melainkan lebih produktif. Banyaknya permintaan produk dalam negeri tentunya akan menambah gairah ikilm usaha di negeri sendiri.
"Karena negara besar adalah negara yang produktif. Nantinya pendidikan di indonesia lebih banyak memuat tentang kewirausahaan. Sehingga bagaimana kita menjual produk bukan membeli," tukasnya.
()