Aktivitas manufaktur Asia menguat
A
A
A
Sindonews.com – Aktivitas industri manufaktur di kawasan Asia menguat pada Februari lalu setelah sempat melemah pada beberapa bulan sebelumnya. Kondisi ini memberikan sinyal adanya perbaikan ekonomi di kawasan lain terutama dari negara importir.
Data resmi Pemerintah China menunjukkan,proses manufaktur Negeri Panda meningkat untuk ketiga kalinya berturut- turut pada Februari lalu dipicu naiknya pesanan ekspor.
Hal tersebut sedikit mengurangi kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi negara berpenduduk terbanyak di dunia itu. China Federation of Logistics and Purchasing (CFLP) menyatakan, indeks belanja manajer (PMI) Februari lalu naik menjadi 51 dibanding bulan sebelumnya 50,5.
”Impor dan pesanan ekspor baru,menunjukkan perbaikan yang berbeda pada Februari dari bulan sebelumnya,” ujar CFLP dalam pernyataan resminya dilansir AFP, kemarin.
Sekedar diketahui, indeks manufaktur di atas 50 menunjukkan terjadinya ekspansi,sementara di bawah 50 menunjukkan penurunan aktivitas ekonomi. BBC melaporkan,survei terpisah oleh Hong Kong and Shanghai Bank Corporation (HSBC) menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur China mengalami kontraksi pada Februari.
Di India, menurut laporan HSBC, aktivitas manufaktur Februari lalu juga masih berada di atas 50, tepatnya 56,6 poin. Meski demikian, angka tersebut melambat dibanding Januari yang mencapai 57,5 persen.
Sedangkan di Taiwan, indeks manufaktur bulan Februari melonjak menjadi 52,7 dari sebelumnya 48,9 poin. Sementara di Australia, indeks PMI juga masih berada di atas 51 pada bulan lalu menandakan aktivitas manufakturnya belum terganggu.
Analis CFLP Zhang Liqun mengatakan, PMI yang terus meningkat lebih lanjut menegaskan kecenderungan bahwa negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia mulai stabil.
Data resmi Pemerintah China menunjukkan,proses manufaktur Negeri Panda meningkat untuk ketiga kalinya berturut- turut pada Februari lalu dipicu naiknya pesanan ekspor.
Hal tersebut sedikit mengurangi kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi negara berpenduduk terbanyak di dunia itu. China Federation of Logistics and Purchasing (CFLP) menyatakan, indeks belanja manajer (PMI) Februari lalu naik menjadi 51 dibanding bulan sebelumnya 50,5.
”Impor dan pesanan ekspor baru,menunjukkan perbaikan yang berbeda pada Februari dari bulan sebelumnya,” ujar CFLP dalam pernyataan resminya dilansir AFP, kemarin.
Sekedar diketahui, indeks manufaktur di atas 50 menunjukkan terjadinya ekspansi,sementara di bawah 50 menunjukkan penurunan aktivitas ekonomi. BBC melaporkan,survei terpisah oleh Hong Kong and Shanghai Bank Corporation (HSBC) menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur China mengalami kontraksi pada Februari.
Di India, menurut laporan HSBC, aktivitas manufaktur Februari lalu juga masih berada di atas 50, tepatnya 56,6 poin. Meski demikian, angka tersebut melambat dibanding Januari yang mencapai 57,5 persen.
Sedangkan di Taiwan, indeks manufaktur bulan Februari melonjak menjadi 52,7 dari sebelumnya 48,9 poin. Sementara di Australia, indeks PMI juga masih berada di atas 51 pada bulan lalu menandakan aktivitas manufakturnya belum terganggu.
Analis CFLP Zhang Liqun mengatakan, PMI yang terus meningkat lebih lanjut menegaskan kecenderungan bahwa negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia mulai stabil.
()