Kenaikan BBM berpotensi inflasi 11%
A
A
A
Sindonews.com - Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) meragukan klaim pemerintah yang menyebutkan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) akan menyumbang inflasi enam hingga tujuh persen.
Sementara itu, lembaga yang menaungi para pekerja itu memprediksi inflasi berpotensi melebihi 11 persen bila harga BBM naik menjadi Rp1.500.
"Kalau pemerintah klaim kenaikan BBM akan menyumbang inflasi enam hingga tujuh persen, maka hal itu perlu diragukan," tegas Sekretaris Jenderal (Sekjend) OPSI Timboel Siregar, di Jakarta, Senin (5/3/2012).
Timboel mengatakan, pada 23 Mei 2008, kenaikan BBM sebesar 28,75 persen menyebabkan inflasi 11,01 persen. Bila pemerintah memutuskan kenaikan harga BBM tahun ini sebesar Rp1.000 berarti naiknya 22,22 persen.
Sebaliknya, bila kenaikannya Rp1.500, maka BBM meningkat sebesar 33,33 persen. "Ini berarti inflasi berpotensi bisa lebih tinggi dari 11 persen kalau harga BBM naik Rp1.500," jelasnya.
Menurut analisa Badan Pusat Statistik (BPS), lanjut Timboel, dengan asumsi pendapatan masyarakat tetap, diperkirakan kenaikan inflasi sekira 10 persen akan meningkatkan jumlah penduduk miskin menjadi 30 persen. Bukan cuma itu, daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah akan terpangkas sebesar 35 persen akibat efek ganda kenaikan harga BBM dan inflasi. (ank)
Sementara itu, lembaga yang menaungi para pekerja itu memprediksi inflasi berpotensi melebihi 11 persen bila harga BBM naik menjadi Rp1.500.
"Kalau pemerintah klaim kenaikan BBM akan menyumbang inflasi enam hingga tujuh persen, maka hal itu perlu diragukan," tegas Sekretaris Jenderal (Sekjend) OPSI Timboel Siregar, di Jakarta, Senin (5/3/2012).
Timboel mengatakan, pada 23 Mei 2008, kenaikan BBM sebesar 28,75 persen menyebabkan inflasi 11,01 persen. Bila pemerintah memutuskan kenaikan harga BBM tahun ini sebesar Rp1.000 berarti naiknya 22,22 persen.
Sebaliknya, bila kenaikannya Rp1.500, maka BBM meningkat sebesar 33,33 persen. "Ini berarti inflasi berpotensi bisa lebih tinggi dari 11 persen kalau harga BBM naik Rp1.500," jelasnya.
Menurut analisa Badan Pusat Statistik (BPS), lanjut Timboel, dengan asumsi pendapatan masyarakat tetap, diperkirakan kenaikan inflasi sekira 10 persen akan meningkatkan jumlah penduduk miskin menjadi 30 persen. Bukan cuma itu, daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah akan terpangkas sebesar 35 persen akibat efek ganda kenaikan harga BBM dan inflasi. (ank)
()