BBM naik, warga miskin Sulsel naik 10%
A
A
A
Sindonews.com - Jumlah warga miskin di Sulawesi Selatan (Sulsel) terancam mengalami peningkatan yang cukup signifikan, jika pemerintah pusat memastikan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada April 2012.
Berdasarkan data Dinas Sosial (Dinsos) Sulsel, masyarakat yang tergolong miskin di 24 kabupaten/kota tercatat sebanyak 825.000 jiwa. Hal ini dapat bertambah sebesar 10 persen atau sebanyak 82.500 jiwa akibat kenaikan harga BBM.
Kabid Sumber Daya Sosial Dinsos Sulsel Abd Rahman menyebutkan, hal tersebut mengacu pada perkiraan Badan Pusat Statistik (BPS) terhadap ancaman kenaikan warga miskin sebesar 10 persen jika harga BBM betul-betul naik.
"Berdasarkan data BPS akan ada kenaikan 10 persen (warga miskin). Tapi kita belum ketahui betul dampaknya di Sulsel nantinya," katanya di Kantor Gubernur Sulsel, Senin (5/3/2012).
Kadinsos Sulsel Suwandi Mahendra yang dikonfirmasi, mengaku jika hal tersebut hanya merupakan perkiraan dan prediksi. Hanya, dia belum mau memastikan seberapa besar pengaruh kenaikan harga BBM di Sulsel.
Menurutnya, dari seluruh kabupaten/kota di Sulsel, tentu saja berbeda tingkatan warga miskin. Misalnya Kota Makassar, yang tergolong sebagai transit dan kota besar, berbeda dengan kabupaten lainnya.
"Kita harus menghitungya secara jelas apa dampaknya. Semua bisa saja terjadi, kan masih prediksi. Kalau 10 persen seperti data yang dikemukakan BPS, itu bukan hal yang baku," bebernya kepada wartawan.
Dia menjelaskan, untuk mengantisipasi naiknya angka warga miskin tersebut, pemerintah akan menyiapkan dana konpensasi sosial seperti yang dipergunakan pada kenaikan harga BBM beberapa tahun lalu.
Namun, Suwandi pun belum mengetahui mengenai berapa besar dana kompensasi kenaikan BBM terhadap penduduk yang tergolong miskin di Sulsel.
Selain itu, pada 2012 ini, pihaknya telah menjalankan beberapa program untuk membantu penurunan warga miskin melalui Kube dan memaksimalkan pendamping sosial di masyarakat.
"Kita telah terapkan pendamping sosial yang setiap saat memantau perkembangan di lapangan dan memberikan dorongan semangat, serta kita berdayakan anggaran langsung yang berasal dari APBN dan APBD," bebernya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang mengatakan, kenaikan harga BBM tersebut akan mempengaruhi naiknya seluruh harga bahan pokok di daerah ini maupun provinsi lainnya.
Mantan Ketua DPRD Sulsel ini pun meminta kepada seluruh pihak terkait untuk mengawasi terjadinya penimbunan barang pokok dan BBM, serta kenaikan harga bahan pokok yang belum pada waktunya. (ank)
Berdasarkan data Dinas Sosial (Dinsos) Sulsel, masyarakat yang tergolong miskin di 24 kabupaten/kota tercatat sebanyak 825.000 jiwa. Hal ini dapat bertambah sebesar 10 persen atau sebanyak 82.500 jiwa akibat kenaikan harga BBM.
Kabid Sumber Daya Sosial Dinsos Sulsel Abd Rahman menyebutkan, hal tersebut mengacu pada perkiraan Badan Pusat Statistik (BPS) terhadap ancaman kenaikan warga miskin sebesar 10 persen jika harga BBM betul-betul naik.
"Berdasarkan data BPS akan ada kenaikan 10 persen (warga miskin). Tapi kita belum ketahui betul dampaknya di Sulsel nantinya," katanya di Kantor Gubernur Sulsel, Senin (5/3/2012).
Kadinsos Sulsel Suwandi Mahendra yang dikonfirmasi, mengaku jika hal tersebut hanya merupakan perkiraan dan prediksi. Hanya, dia belum mau memastikan seberapa besar pengaruh kenaikan harga BBM di Sulsel.
Menurutnya, dari seluruh kabupaten/kota di Sulsel, tentu saja berbeda tingkatan warga miskin. Misalnya Kota Makassar, yang tergolong sebagai transit dan kota besar, berbeda dengan kabupaten lainnya.
"Kita harus menghitungya secara jelas apa dampaknya. Semua bisa saja terjadi, kan masih prediksi. Kalau 10 persen seperti data yang dikemukakan BPS, itu bukan hal yang baku," bebernya kepada wartawan.
Dia menjelaskan, untuk mengantisipasi naiknya angka warga miskin tersebut, pemerintah akan menyiapkan dana konpensasi sosial seperti yang dipergunakan pada kenaikan harga BBM beberapa tahun lalu.
Namun, Suwandi pun belum mengetahui mengenai berapa besar dana kompensasi kenaikan BBM terhadap penduduk yang tergolong miskin di Sulsel.
Selain itu, pada 2012 ini, pihaknya telah menjalankan beberapa program untuk membantu penurunan warga miskin melalui Kube dan memaksimalkan pendamping sosial di masyarakat.
"Kita telah terapkan pendamping sosial yang setiap saat memantau perkembangan di lapangan dan memberikan dorongan semangat, serta kita berdayakan anggaran langsung yang berasal dari APBN dan APBD," bebernya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang mengatakan, kenaikan harga BBM tersebut akan mempengaruhi naiknya seluruh harga bahan pokok di daerah ini maupun provinsi lainnya.
Mantan Ketua DPRD Sulsel ini pun meminta kepada seluruh pihak terkait untuk mengawasi terjadinya penimbunan barang pokok dan BBM, serta kenaikan harga bahan pokok yang belum pada waktunya. (ank)
()