BBM naik, warga miskin Depok bisa naik 68.611
A
A
A
Sindonews.com - Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang direncanakan pemerintah per April 2012, dinilai akan menyebabkan 69.611 warga Depok, Jawa Barat terancam menjadi miskin.
"Pemerintah pusat itu hanya menghitung warga miskin dan sangat miskin, sedangkan hampir miskin tidak. Di Depok terdata 68.611 warga hampir miskin. Jika BBM naik maka puluhan ribu warga itu akan jatuh miskin," kata Kepala Bidang Perencanaan Perekonomian dan Sosial Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapeda) Kota Depok, Nuraini di Balai Kota, Depok, Senin (5/3/2012).
Menurut Ani, data tersebut berdasarkan Program Pendataan Lindungan Sosial (PPLS) Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2008. Sedangkan data 2011 belum diterima, sebab pendataan dilakukan tiga tahun sekali.
Sesuai dengan data tersebut, jumlah penduduk sangat miskin mencapai 7.257 orang atau 0,48 persen dari total jumlah penduduk Depok, sedangkan jumlah penduduk miskin mencapai 49.253 jiwa.
Jumlah warga disebut hampir miskin itu adalah warga yang pendapatannya lebih 20 persen dari pendapatan warga miskin dan sangat miskin. Menurutnya, kenaikan BBM dan Tarif Dasar Listrik (TDL) memicu kenaikan inflasi. Selain itu kenaikan harga beras juga turut memicu inflasi.
"Pada 2008 naiknya harga beras memicu inlasi 11,7 persen, 2009 1,3 persen, 2010 7,9 persen dan 2011 1,3 persen. Memang Upah Minimum Kota (UMK) naik 20 persen, tapi kalau inflasi tinggi dan gaji tidak naik maka hal itu tetap berat bagi buruh," tandasnya.
Jumlah warga miskin tersebar di seluruh wilayah di Depok. Di Kecamatan Pancoranmas, yakni Pancoranmas dan Depok (Kampung Lio). Kecamatan Sawangan, yakni Sawanganbaru. Kecamatan Bojongsari, yakni Bojongsaribaru, Curug dan pondok petir. Kecamatan Beji yakni Kemirimuka. Kecamatan Limo, yakni Limo dan Grogol. (ank)
"Pemerintah pusat itu hanya menghitung warga miskin dan sangat miskin, sedangkan hampir miskin tidak. Di Depok terdata 68.611 warga hampir miskin. Jika BBM naik maka puluhan ribu warga itu akan jatuh miskin," kata Kepala Bidang Perencanaan Perekonomian dan Sosial Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapeda) Kota Depok, Nuraini di Balai Kota, Depok, Senin (5/3/2012).
Menurut Ani, data tersebut berdasarkan Program Pendataan Lindungan Sosial (PPLS) Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2008. Sedangkan data 2011 belum diterima, sebab pendataan dilakukan tiga tahun sekali.
Sesuai dengan data tersebut, jumlah penduduk sangat miskin mencapai 7.257 orang atau 0,48 persen dari total jumlah penduduk Depok, sedangkan jumlah penduduk miskin mencapai 49.253 jiwa.
Jumlah warga disebut hampir miskin itu adalah warga yang pendapatannya lebih 20 persen dari pendapatan warga miskin dan sangat miskin. Menurutnya, kenaikan BBM dan Tarif Dasar Listrik (TDL) memicu kenaikan inflasi. Selain itu kenaikan harga beras juga turut memicu inflasi.
"Pada 2008 naiknya harga beras memicu inlasi 11,7 persen, 2009 1,3 persen, 2010 7,9 persen dan 2011 1,3 persen. Memang Upah Minimum Kota (UMK) naik 20 persen, tapi kalau inflasi tinggi dan gaji tidak naik maka hal itu tetap berat bagi buruh," tandasnya.
Jumlah warga miskin tersebar di seluruh wilayah di Depok. Di Kecamatan Pancoranmas, yakni Pancoranmas dan Depok (Kampung Lio). Kecamatan Sawangan, yakni Sawanganbaru. Kecamatan Bojongsari, yakni Bojongsaribaru, Curug dan pondok petir. Kecamatan Beji yakni Kemirimuka. Kecamatan Limo, yakni Limo dan Grogol. (ank)
()