Optimisme Sony di pasar smartphone
A
A
A
Sindonews.com - Sehari menjelang dimulainya Mobile World Congress di Barcelona, Spanyol, belum lama ini,Sony Mobile Communications menggelar konferensi pers tersendiri. Di hadapan ratusan wartawan dari berbagai negara, President & CEO Sony Mobile Communication Bert Nordberg dengan lantang menyuarakan posisi baru Sony Mobile Communications.
Setelah resmi berdiri sendiri, tegas dia,Sony kini berada dalam posisi yang lebih kuat di pasar smartphone.Sony kini mampu menawarkan produk yang dapat memberikan hiburan sekaligus koneksi yang luar biasa,dan lebih cepat menghadirkannya ke pasar. ”Hanya Sony yang bisa menyatukan antara elektronik, layanan jaringan,interkoneksi antarperalatan,dan konten,”ungkapnya dalam konferensi pers tersebut.
Pernyataan itu kemudian dilanjutkan dengan pengumuman dua produk smartphone terbaru dari keluarga Xperia NXT,yakni Xperia P dan Xperia U,untuk mendampingi Xperia S yang telah diluncurkan sebelumnya. Pengumuman itu bagi sebagian media yang berkutat di bidang gadgetcukup menjadi kejutan.
Sebab,kedua seri ponsel pintar tersebut tergolong di bawah Xperia S yang merupakan smartphone berkategori high-hend. Sebagian menanggapinya sebagai langkah Sony untuk merengkuh pasar smartphone lebih banyak lagi,dengan masuk ke middlebahkan lowend, menyesuaikan dengan semakin massalnya pasar smartphone. Namun, kesangsian juga muncul mengingat besarnya kompetisi di kedua segmen tadi.
Mampukah Sony bersaing? Tapi,menilik pernyataan Nordberg di awal konferensi pers,jelas bahwa pascaakuisisi, Sony lebih percaya diri untuk bersaing di pasar ponsel pintar global.Meski penguasaan pangsa pasar smartphoneboleh dikata masih ”belum apa-apa” dibandingkan pemain besar yang telah lebih dulu kuat di segmen itu seperti Samsung atau Apple,Sony yakin kini bakal mampu bersaing dengan lebih baik.
Secara potensi,keyakinan Sony jelas punya dasar.Secara brand saja Sony jelas lebih kuat dibanding perusahaan sebelumnya.Brand Sony pastinya bakal lebih mudah dijual,tak hanya kepada konsumen,tapi juga untuk kerja sama dengan pihak lain. Nama Sony pun lekat dengan teknologi unggul.
Jika dulu Sony masih ”ragu-ragu” membenamkan inovasi teknologinya di produk ponsel pintarnya,karena masih bergabung dengan Ericsson, kini barisan keunggulan teknologi Sony akan menjadi andalan di produk smartphone-nya.
Sebut saja mobile Bravia engine, kemampuan fast captureuntuk kamera,teknologi gaming, teknologi white magic display di Xperia P,smart tag, atau audioxLoud dan Sony 3D surrounddi Xperia U. Tak berhenti di situ,masih ada ”jualan”lain dari Sony untuk produk smartphone-nya. Interkoneksi antarperalatan, jaringan,serta konten menjadi nilai lebih yang ditawarkan ke konsumen.
Lebih dari sekadar smartphone,adalah janji Sony bagi produkproduknya. Hal itu,seperti diungkapkan Head of Xperia Marketing Calum MacDougal,merupakan konsep di balik jajaran produk ponsel pintar Xperia. ”Bukan sekadar hardware, tapi ini adalah produk yang menawarkan konektivitas serta konten yang akan memberikan pengalaman hiburan premium di mana saja,kapan saja.Sony memiliki kemampuan menawarkan semua itu dalam satu paket,”paparnya.
Untuk mendukung konsep tersebut,Sony menyatakan telah menyiapkan dana besar untuk kampanye produkproduknya. Kendati tak menyebut nilai,Head of Sales Sony Mobile Communication Kristian Tear menegaskan, investasi di bidang pemasaran itu jauh lebih banyak dari sebelumnya.”Kami harus menyampaikan pengalaman yang ditawarkan produk kami kepada konsumen agar mereka merasakannya dan percaya,”tuturnya.
Di sisi lain,setelah menjadi unit bisnis mandiri,kecepatan dalam hal pengambilan keputusan pun disebut bakal menambah daya saing Sony Mobile Communication di pasar. Boss baru Sony Kazuo Hirai dan CEO Sony Mobile Communication Bert Nordberg mengakui bahwa saat masih bermitra dengan Ericsson dengan kepemilikan saham yang sebanding,pengambilan keputusan menjadi lebih lamban.
Kini,semua hanya Sony-lah yang menentukan keputusannya dan itu diyakini akan berdampak signifikan dalam produk-produk smartphoneke depannya. Begitu pula soal kecepatan pendistribusian produk ke pasar, diyakini bakal lebih terdongkrak. Hal itu setidaknya digambarkan dari pengumuman rencana peluncuran Xperia P dan U di pertengahan kuartal II/2012,serta pendistribusian Xperia S secara global pada pekan-pekan ini juga.
Dipersenjatai jajaran produk serta strategi baru untuk menembus pasar smartphone global,akankah Sony Mobile Communication menjadi salah satu pendulang untung yang dapat membalik peruntungan Sony Corp.yang kurang baik akhir-akhir ini? Waktu dan kerja keras yang akan menjawabnya.Yang pasti,riset GSMA menyebutkan ada kue bisnis senilai USD4,5 triliun untuk pasar connected life pada 2020, pasar yang dituju Sony dan perusahaan-perusahaan mobile lainnya di dunia.
Setelah resmi berdiri sendiri, tegas dia,Sony kini berada dalam posisi yang lebih kuat di pasar smartphone.Sony kini mampu menawarkan produk yang dapat memberikan hiburan sekaligus koneksi yang luar biasa,dan lebih cepat menghadirkannya ke pasar. ”Hanya Sony yang bisa menyatukan antara elektronik, layanan jaringan,interkoneksi antarperalatan,dan konten,”ungkapnya dalam konferensi pers tersebut.
Pernyataan itu kemudian dilanjutkan dengan pengumuman dua produk smartphone terbaru dari keluarga Xperia NXT,yakni Xperia P dan Xperia U,untuk mendampingi Xperia S yang telah diluncurkan sebelumnya. Pengumuman itu bagi sebagian media yang berkutat di bidang gadgetcukup menjadi kejutan.
Sebab,kedua seri ponsel pintar tersebut tergolong di bawah Xperia S yang merupakan smartphone berkategori high-hend. Sebagian menanggapinya sebagai langkah Sony untuk merengkuh pasar smartphone lebih banyak lagi,dengan masuk ke middlebahkan lowend, menyesuaikan dengan semakin massalnya pasar smartphone. Namun, kesangsian juga muncul mengingat besarnya kompetisi di kedua segmen tadi.
Mampukah Sony bersaing? Tapi,menilik pernyataan Nordberg di awal konferensi pers,jelas bahwa pascaakuisisi, Sony lebih percaya diri untuk bersaing di pasar ponsel pintar global.Meski penguasaan pangsa pasar smartphoneboleh dikata masih ”belum apa-apa” dibandingkan pemain besar yang telah lebih dulu kuat di segmen itu seperti Samsung atau Apple,Sony yakin kini bakal mampu bersaing dengan lebih baik.
Secara potensi,keyakinan Sony jelas punya dasar.Secara brand saja Sony jelas lebih kuat dibanding perusahaan sebelumnya.Brand Sony pastinya bakal lebih mudah dijual,tak hanya kepada konsumen,tapi juga untuk kerja sama dengan pihak lain. Nama Sony pun lekat dengan teknologi unggul.
Jika dulu Sony masih ”ragu-ragu” membenamkan inovasi teknologinya di produk ponsel pintarnya,karena masih bergabung dengan Ericsson, kini barisan keunggulan teknologi Sony akan menjadi andalan di produk smartphone-nya.
Sebut saja mobile Bravia engine, kemampuan fast captureuntuk kamera,teknologi gaming, teknologi white magic display di Xperia P,smart tag, atau audioxLoud dan Sony 3D surrounddi Xperia U. Tak berhenti di situ,masih ada ”jualan”lain dari Sony untuk produk smartphone-nya. Interkoneksi antarperalatan, jaringan,serta konten menjadi nilai lebih yang ditawarkan ke konsumen.
Lebih dari sekadar smartphone,adalah janji Sony bagi produkproduknya. Hal itu,seperti diungkapkan Head of Xperia Marketing Calum MacDougal,merupakan konsep di balik jajaran produk ponsel pintar Xperia. ”Bukan sekadar hardware, tapi ini adalah produk yang menawarkan konektivitas serta konten yang akan memberikan pengalaman hiburan premium di mana saja,kapan saja.Sony memiliki kemampuan menawarkan semua itu dalam satu paket,”paparnya.
Untuk mendukung konsep tersebut,Sony menyatakan telah menyiapkan dana besar untuk kampanye produkproduknya. Kendati tak menyebut nilai,Head of Sales Sony Mobile Communication Kristian Tear menegaskan, investasi di bidang pemasaran itu jauh lebih banyak dari sebelumnya.”Kami harus menyampaikan pengalaman yang ditawarkan produk kami kepada konsumen agar mereka merasakannya dan percaya,”tuturnya.
Di sisi lain,setelah menjadi unit bisnis mandiri,kecepatan dalam hal pengambilan keputusan pun disebut bakal menambah daya saing Sony Mobile Communication di pasar. Boss baru Sony Kazuo Hirai dan CEO Sony Mobile Communication Bert Nordberg mengakui bahwa saat masih bermitra dengan Ericsson dengan kepemilikan saham yang sebanding,pengambilan keputusan menjadi lebih lamban.
Kini,semua hanya Sony-lah yang menentukan keputusannya dan itu diyakini akan berdampak signifikan dalam produk-produk smartphoneke depannya. Begitu pula soal kecepatan pendistribusian produk ke pasar, diyakini bakal lebih terdongkrak. Hal itu setidaknya digambarkan dari pengumuman rencana peluncuran Xperia P dan U di pertengahan kuartal II/2012,serta pendistribusian Xperia S secara global pada pekan-pekan ini juga.
Dipersenjatai jajaran produk serta strategi baru untuk menembus pasar smartphone global,akankah Sony Mobile Communication menjadi salah satu pendulang untung yang dapat membalik peruntungan Sony Corp.yang kurang baik akhir-akhir ini? Waktu dan kerja keras yang akan menjawabnya.Yang pasti,riset GSMA menyebutkan ada kue bisnis senilai USD4,5 triliun untuk pasar connected life pada 2020, pasar yang dituju Sony dan perusahaan-perusahaan mobile lainnya di dunia.
()