Sate Kere, rasanya tidak sekere namanya
A
A
A
Sindonews.com - Aroma daging jeroan sapi tercium tajam dan menggugah selera makan para pengguna jalan yang ada di kawasan Gereja Kristen Jawa (GKJ) Manahan Solo. Aroma khas ini tidak lain berasal dari aktivitas Suwarni, penjual sate kere gerobak dorong yang mangkal di kawasan itu.
Penganan khas Solo ini cocok digunakan sebagai pilihan sarapan atau makan siang khususnya. Nama sate kere muncul karena kuliner ini biasanya dikonsumsi masyarakat kecil. Namun, belakangan anggapan itu sudah pudar, karena sate kere ternyata banyak disukai warga yang berpenghasilan tinggi.
Secara fisik sate ini sama seperti sate bakar pada umumnya. Hanya, sate ini menggunakan bahan baku berupa jeroan sapi atau bagian dalam sapi seperti usus, babat, kikil, dan ginjal. Ada juga sate tempe kedelai atau tempe gembus.
“Tentang namanya sate kere saya tidak tahu tepatnya, namun tempe gembus ini kan biasanya disantap oleh rakyat kecil,” kata penjual sate kere, Suwarni.
Meski dinamakan sate kere, namun tidak lantas membuat harganya murah, sebab bila dihitung-hitung ternyata harganya standar seperti makanan umum lainnya.
Suwarni menuturkan, proses pembuatan sate kere ini sedikit rumit. Tidak seperti sate berbahan daging kambing yang langsung dibakar di atas bara api, sate kere berbahan jeroan daging sapi ini terlebih dulu direbus dengan gula Jawa atau biasa disebut dibacem selama beberapa menit. Setelah daging mulai lunak baru dibakar di atas bara api. Proses ini bertujuan agar saat disantap daging sate terasa lunak, manis dan nikmat.
Lamanya proses pembuatan sate kere ini memaksa Suwarni harus bangun pukul 03.00 WIB. Itu untuk persiapan belanja di pasar, mengolah bumbu pecel atau sambal kacangnya, merebus lontong, hingga merebus daging jeroan.
Menurut Suwarni, setiap hari dia membeli sekitar 2,5-3 kg daging jeroan. Untuk harga per porsi, sate kere dibandrol Rp12.000 atau Rp1.200 per tusuk sate. Sedang sate tempe atau gembus harganya hanya Rp600 per tusuk.
Salah satu karyawati bank ternama di Solo, Laras, bersama temannya yang bernama Rosita sengaja memilih menu makanan khas Solo tersebut untuk makan siang. Menurutnya, sate kere tersebut enak disantap pada siang hari. (bro)
()