Nyonya Meneer siap buka minimarket jamu
A
A
A
Sindonews.com - Perusahaan jamu PT Nyonya Meneer merambah pasar ritel dalam bentuk minimarket di kawasan Jabodetabek dalam bentuk waralaba. Tiap titik waralaba diharapkan bisa membukukan omzet penjualan antara Rp30-60 juta per bulan. Minimarket khusus jamu tersebut diberi titel 'Meneershop'.
"Kami targetkan tahun ini 14 meneershop tahun ini,” kata Presiden Direktur PT Nyonya Meneer Charles Saerang, saat meresmikan meneershop keempat di Bekasi, Minggu (10/3/2012).
Tiga meneershop lainnya ada di kawasan Cilegon, Tangerang, dan Jakarta Timur. Tahun ini, Nyonya Meneer akan membidik kota-kota di Jawa Barat seperti Kota Bandung dan Cirebon.
Menurut Charles, keberadaan meneershop ini lebih ke arah promosi. Sebab untuk bisa mencapai skala bisnis, minimal harus ada 100 unit. ”Selain itu juga untuk menekan peredaran jamu ilegal. Sebab dengan adanya meneershop ini, konsumen akan lebih mudah mendapatkan jamu yang legal,” kata Charles.
Di meneershop tersebut dijual 254 item produk jamu orisinal. Jenis jamu yang dijual meliputi jamu kesehatan, jamu kecantikan, jamu anak-anak, jamu minum seduhan, jamu perawaran tubuh, herbal kosmetik, minuman herbal, jamu suami-istri, jamu bersalin.
Di meneershop itu, bahkan tersedia produk-produk yang tidak dijual secara eceran maupun spesial ekspor. Paling tidak ada tiga produk ekspor unggulan untuk pasar Taiwan. Di antaranya Livneer untuk detoksasi dan Langsingneer Tea untuk pelangsing tubuh. ”Semua produk bisa dilakukan secara delivery order,” kata Saerang.
Dia menjelaskan, ada dua model wararaba, yaitu jenis meneershop dan mini corner. Untuk meneershop berukuran 4 x 4 meter persegi, sedangkan mini corner cukup 1 x 1 meter persegi.
Menurut Charles, para peminat cukup menyediakan tempat tersebut dengan lokasi yang strategis hingga mampu menyedot pembeli. Sedangkan pihak Nyonya Meneer akan menyuplai seluruh produknya yang ada. ”Kami memberikan keuntungan 30% dari harga jual,” katanya.
Sementara itu, meneershop yang diresmikan di Bekasi tersebut, berlokasi di Jalan Pulau Jawa, Perumnas 3 Bekasi. Lokasinya bergabung dengan Apotek dan Klinik Bersalin ’Alifia’. Titi Masrifaati, pemilik kinik dan apotek mengakui, jamu belum dapat dimasukkan dalam daftar obat-obatan.
Namun, kata Titi, produk jamu dapat dirujuk untuk menunjang pengobatan dan terapi lanjutan. ”Itu sebabnya, kami juga menganjurkan kepada pasien untuk mengonsumsi jamu,” kata Titi yang juga sebagai dokter di klinik tersebut.
"Kami targetkan tahun ini 14 meneershop tahun ini,” kata Presiden Direktur PT Nyonya Meneer Charles Saerang, saat meresmikan meneershop keempat di Bekasi, Minggu (10/3/2012).
Tiga meneershop lainnya ada di kawasan Cilegon, Tangerang, dan Jakarta Timur. Tahun ini, Nyonya Meneer akan membidik kota-kota di Jawa Barat seperti Kota Bandung dan Cirebon.
Menurut Charles, keberadaan meneershop ini lebih ke arah promosi. Sebab untuk bisa mencapai skala bisnis, minimal harus ada 100 unit. ”Selain itu juga untuk menekan peredaran jamu ilegal. Sebab dengan adanya meneershop ini, konsumen akan lebih mudah mendapatkan jamu yang legal,” kata Charles.
Di meneershop tersebut dijual 254 item produk jamu orisinal. Jenis jamu yang dijual meliputi jamu kesehatan, jamu kecantikan, jamu anak-anak, jamu minum seduhan, jamu perawaran tubuh, herbal kosmetik, minuman herbal, jamu suami-istri, jamu bersalin.
Di meneershop itu, bahkan tersedia produk-produk yang tidak dijual secara eceran maupun spesial ekspor. Paling tidak ada tiga produk ekspor unggulan untuk pasar Taiwan. Di antaranya Livneer untuk detoksasi dan Langsingneer Tea untuk pelangsing tubuh. ”Semua produk bisa dilakukan secara delivery order,” kata Saerang.
Dia menjelaskan, ada dua model wararaba, yaitu jenis meneershop dan mini corner. Untuk meneershop berukuran 4 x 4 meter persegi, sedangkan mini corner cukup 1 x 1 meter persegi.
Menurut Charles, para peminat cukup menyediakan tempat tersebut dengan lokasi yang strategis hingga mampu menyedot pembeli. Sedangkan pihak Nyonya Meneer akan menyuplai seluruh produknya yang ada. ”Kami memberikan keuntungan 30% dari harga jual,” katanya.
Sementara itu, meneershop yang diresmikan di Bekasi tersebut, berlokasi di Jalan Pulau Jawa, Perumnas 3 Bekasi. Lokasinya bergabung dengan Apotek dan Klinik Bersalin ’Alifia’. Titi Masrifaati, pemilik kinik dan apotek mengakui, jamu belum dapat dimasukkan dalam daftar obat-obatan.
Namun, kata Titi, produk jamu dapat dirujuk untuk menunjang pengobatan dan terapi lanjutan. ”Itu sebabnya, kami juga menganjurkan kepada pasien untuk mengonsumsi jamu,” kata Titi yang juga sebagai dokter di klinik tersebut.
()