Foke: Kita punya tim pengendali inflasi BBM
A
A
A
Sindonews.com - Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengklaim memiliki tim pengendali inflasi dengan Bank Indonesia (BI) guna mengantisipasi kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang akan dilaksanakan pada April mendatang.
"Kita punya tim pengendali inflasi dengan BI (Bank Indonesia). Saat ini sedang bekerja dan masih bekerja," ujarnya kepada wartawan usai menghadiri rapat Pimpinan di Gedung Balaikota DKI Jakarta, Senin (12/3/2012).
Pria yang akrab disapa Foke itu menambahkan, pengendali infasi yang bekerjasama dengan pihak BI itu akan mengetahui sektor mana saja yang terkena dampak dari kenaikan BBM nantinya.
"Jadi dia akan keluarkan rekomendasi misalnya, dampak dari kenaikan BBM itu akan terkena paling besar di sektor mana saja," ungkapnya.
Lalu, sambung dia, jika rekomendasi itu telah keluar, pihaknya akan mengambil langkah dalam mengantisipasi hal tersebut.
"Kita kemudian tentu akan mengantisipasi, langkah apa yang harus kita ambil. Sementara ini belum ada hasil kajian yang bisa saya umumkan," pungkasnya.
Sebagai informasi Bank Indonesia (BI) optimistis dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi terhadap kenaikan inflasi hanya beberapa bulan saja. Setelah itu, angka inflasi akan lebih dipengaruhi banyak faktor.
Gubernur BI Darmin Nasution mengatakan inflasi akibat kenaikan harga BBM bersubsidi hanya tinggi beberapa bulan. Setelah itu, inflasi kembali akan terjaga sehingga Bank Sentral optimistis, inflasi tahunan akan berada di 6,8-7,1 persen. (ank)
"Kita punya tim pengendali inflasi dengan BI (Bank Indonesia). Saat ini sedang bekerja dan masih bekerja," ujarnya kepada wartawan usai menghadiri rapat Pimpinan di Gedung Balaikota DKI Jakarta, Senin (12/3/2012).
Pria yang akrab disapa Foke itu menambahkan, pengendali infasi yang bekerjasama dengan pihak BI itu akan mengetahui sektor mana saja yang terkena dampak dari kenaikan BBM nantinya.
"Jadi dia akan keluarkan rekomendasi misalnya, dampak dari kenaikan BBM itu akan terkena paling besar di sektor mana saja," ungkapnya.
Lalu, sambung dia, jika rekomendasi itu telah keluar, pihaknya akan mengambil langkah dalam mengantisipasi hal tersebut.
"Kita kemudian tentu akan mengantisipasi, langkah apa yang harus kita ambil. Sementara ini belum ada hasil kajian yang bisa saya umumkan," pungkasnya.
Sebagai informasi Bank Indonesia (BI) optimistis dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi terhadap kenaikan inflasi hanya beberapa bulan saja. Setelah itu, angka inflasi akan lebih dipengaruhi banyak faktor.
Gubernur BI Darmin Nasution mengatakan inflasi akibat kenaikan harga BBM bersubsidi hanya tinggi beberapa bulan. Setelah itu, inflasi kembali akan terjaga sehingga Bank Sentral optimistis, inflasi tahunan akan berada di 6,8-7,1 persen. (ank)
()