PTPN II rambah properti
A
A
A
Sindonews.com - PT Perkebunan Nusantara II (PTPN II) berencana melakukan diversifikasi usaha ke sektor properti. Rencana tersebut dilakukan untuk meningkatkan performa keuangan perseroan di masa mendatang.
“Untuk seluruh proses yang dibutuhkan itu, kami menargetkan realisasi dalam lima tahun ke depan,“ ujar Direktur Utama PTPN II Bhatara Moeda Nasution saat rapat dengar pendapat bersama Komisi B DPRD Sumut di Medan, Selasa 13 Maret 2012.
Selain meningkatkan kinerja, langkah strategis itu dilakukan sebagai antisipasi konflik tanah, yang sangat rentan terjadi di Sumut.
Meski begitu, bisnis inti PTPN II di perkebunan tetap dipertahankan. PTPN II juga memiliki komitmen kuat untuk melanjutkan kerjasama dengan Kuala Lumpur Kepong melalui perusahaan patungan PT Kepong Langkat Nusantara (KLN).
Dimana porsi PTPN saat ini sebesar 40 persen sementara Kuala Lumpur Kepong sebesar 60 persen. Dari anak usaha tersebut, PTPN II memperoleh initial fee sebesar USD2,5 juta, ditambah rental fee sebesar 20 persen dari laba kotor.
Selain itu, perusahaan yang merupakan badan usaha milik Negara (BUMN) itu, juga mendapat hak atas pembagian deviden KLN. “Untuk sementara ini, keuntungan yang bisa didapatkan adalah bibit sawit Malaysia,” kata dia.
Untuk kinerja keseluruhan, PTPN II menargetkan laba 2012 sebesar Rp47,7 miliar atau naik 51,9 persen dibandingkan target tahun lalu yang hanya Rp31,4 miliar.
Sementara untuk realisasi laba di 2011, menurut Bharata mengalami lonjakan signifikan yaitu sebesar Rp72,7 miliar atau 131,5 persen diatas target. Lonjakan laba itu, menurut dia tidak lepas dari kenaikan harga jual yang signifikan tahun lalu.
“Keuntungan ini bukanlah target utama kami, mengingat perlu pengembangan usaha yang lebih baik sehingga PTPN II tetap eksis dan memberi kontribusi bagi negara,” ujar Bhatara.
Tahun ini, PTPN II menargetkan penjualan kelapa sawit (crude palm oil/CPO) sebesar Rp1,3 triliun, naik tipis dari realisasi penjualan tahun lalu sebesar Rp1,2 triliun.
Selain itu, perseroan juga membidik tambahan keuntungan dari kontribusi penjualan tebu yang ditargetkan mencapai Rp432,6 miliar tahun ini, naik 33,8 persen dari realisasi penjualan tahun lalu sebesar Rp323,3 miliar.
Sementara dua komoditas lain, masing-masing karet dan tembakau diharapkan mampu memberikan kontribusi penjualan sebesar Rp28,2 miliar dan Rp48,2 miliar.
Pada kesempatan sama, Bhatara juga mengungkapkan rencana alokasi dana program corporate social responsibility (CSR) sebesar Rp1 miliar untuk bencana alam, pendidikan pelatihan, peningkatan kesehatan, pasar murah, prasarana dan sarana umum, sarana ibadah dan pelestarian alam.
Dana tersebut, menurut dia akan diambil dari biaya pokok dan bukan berasal dari bagian laba. Itu disebabkan perseroan masih memiliki akumulasi kerugian yang cukup besar, dibanding penerimaan laba.
“CSR ini tetap kami laksanakan dengan memasukkannya sebagai biaya pokok,”kata dia. Sekretaris Komisi B DPR, Muhammad Nuh memberi apresiasi terhadap kinerja PTPN II yang mengalami peningkatan.
Namun, dia menginginkan adanya pertumbuhan yang lebih baik pada kinerja perseroan di masa mendatang. Salah satunya melalui langkah pengembangan usaha yang sesuai.
“Karena itu, kami memberikan catatan agar pengembangan usaha tetap dilakukan dengan tetap memperhatikan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Muhammad Nuh.
Sementara anggota DPR dari PDIP, Brilian Moktar meragukan langkah pengembangan usaha PTPN II di masa mendatang. Rencana perseroan untuk masuk ke sektor properti, menurutnya harus dipersiapkan dengan matang. Sehingga bisa memberikan keuntungan yang optimal. (bro)
()