Citigroup gagal lewati stress test
A
A
A
Sindonews.com – Empat lembaga keuangan di Amerika Serikat (AS) dinyatakan gagal melewati uji ketahanan (stress test) yang dilakukan oleh Bank Sentral AS (Federal Reserve/ Fed). Keempat institusi keuangan tersebut adalah Citigroup, SunTrust, Ally Financial, dan MetLife.
Adapun 15 bank besar lain lulus dalam ujian tersebut. Menurut the Fed, institusi keuangan itu dianggap tidak bisa menunjukkan kepemilikan modal yang cukup untuk bertahan dari krisis keuangan yang akan datang.Fed menambahkan, lolosnya 15 bank besar lainnya karena dukungan peningkatan modal selama tiga tahun terakhir pascakrisis keuangan dan resesi 2008–2009.
“Terlepas dari penurunan modal signifikan, 15 dari 19 perbankan diperkirakan akan mempertahankan rasio modal di atas tingkat minimum peraturan di bawah skenario hipotesis ketahanan,” imbuh bank sentral. Kekuatan bank di AS dinilai berdasarkan jumlah cadangan aset berkualitas atau rasio modal (tier 1 capital) dan akan tetap kuat jika kondisi seperti itu terus terjadi. Pembuat kebijakan AS menyatakan, Citigroup memiliki rasio modal sebesar 4,9 persen, sementara Ally Financial dan SunTrust masing-masing 4,4 persen dan 4,8 persen. Sedangkan MetLife mempunyai rasio modal enam persen.
Menanggapi hasil uji ketahanan tersebut, Citigroup meminta Fed membuat rincian yang lebih umum dari hasil stress test. “Citigroup tetap menjadi bank kapitalisasi terbesar di dunia,” ungkap bank tersebut.
Kepala Ekonom FTN Financial New York Chris Lowe mengungkapkan, Citigroup terlalu banyak terkena dampak krisis utang Eropa.Hal tersebut menyebabkan beralihnya fokus bank tersebut secara global, dan berimplikasi banyaknya kebutuhan waktu yang diperlukan. Sementara itu, editor bisnis majalah ekonomi AS Matthew Bishop mengutarakan, tes uji ketahanan tersebut cukup signifikan.
Pada laporan yang sama Fed merilis nama-nama bank yang memiliki rasio modal terbaik yakni Bank of New York Mellon sebesar 13,1 persen, State Street 12,5 persen, dan American Express sebesar 10,8 persen. Kantor berita AFPmelaporkan, stress test telah memaksa beberapa bank yang mempunyai modal besar segera mengumumkan pembayaran dividen baru lebih tinggi bagi pemegang saham setelah sejak tahun lalu Fed membatasi pembayaran dividen.
Adapun 15 bank besar lain lulus dalam ujian tersebut. Menurut the Fed, institusi keuangan itu dianggap tidak bisa menunjukkan kepemilikan modal yang cukup untuk bertahan dari krisis keuangan yang akan datang.Fed menambahkan, lolosnya 15 bank besar lainnya karena dukungan peningkatan modal selama tiga tahun terakhir pascakrisis keuangan dan resesi 2008–2009.
“Terlepas dari penurunan modal signifikan, 15 dari 19 perbankan diperkirakan akan mempertahankan rasio modal di atas tingkat minimum peraturan di bawah skenario hipotesis ketahanan,” imbuh bank sentral. Kekuatan bank di AS dinilai berdasarkan jumlah cadangan aset berkualitas atau rasio modal (tier 1 capital) dan akan tetap kuat jika kondisi seperti itu terus terjadi. Pembuat kebijakan AS menyatakan, Citigroup memiliki rasio modal sebesar 4,9 persen, sementara Ally Financial dan SunTrust masing-masing 4,4 persen dan 4,8 persen. Sedangkan MetLife mempunyai rasio modal enam persen.
Menanggapi hasil uji ketahanan tersebut, Citigroup meminta Fed membuat rincian yang lebih umum dari hasil stress test. “Citigroup tetap menjadi bank kapitalisasi terbesar di dunia,” ungkap bank tersebut.
Kepala Ekonom FTN Financial New York Chris Lowe mengungkapkan, Citigroup terlalu banyak terkena dampak krisis utang Eropa.Hal tersebut menyebabkan beralihnya fokus bank tersebut secara global, dan berimplikasi banyaknya kebutuhan waktu yang diperlukan. Sementara itu, editor bisnis majalah ekonomi AS Matthew Bishop mengutarakan, tes uji ketahanan tersebut cukup signifikan.
Pada laporan yang sama Fed merilis nama-nama bank yang memiliki rasio modal terbaik yakni Bank of New York Mellon sebesar 13,1 persen, State Street 12,5 persen, dan American Express sebesar 10,8 persen. Kantor berita AFPmelaporkan, stress test telah memaksa beberapa bank yang mempunyai modal besar segera mengumumkan pembayaran dividen baru lebih tinggi bagi pemegang saham setelah sejak tahun lalu Fed membatasi pembayaran dividen.
()