Program beras raskin di Surabaya semrawut
A
A
A
Sindonews.com - Pelaksanaan program bantuan beras bagi masyarakat miskin (raskin) di Kota Pahlawan semrawut. Sebab, pemkot tak memakai data baru dalam pelaksanaan program.
Parahnya, data yang dipakai sepanjang 2012 tak sama. Untuk pembagian beras raskin Januari-April, pemkot memakai data Badan Pusat Statistik (BPS) 2008. Sementara untuk Mei-Desember, pemkot memakai data 2011.
Kondisi itu tentunya membawa efek domino pada warga miskin di Surabaya. Perubahan data bisa membawa perselisihan dan pertentangan di tingkat masyarakat.
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (Bapemas KB) Antiek Sugiarti menuturkan, data yang dipakai memang berbeda sepanjang 2012 ini. Semua data itu sudah menjadi ketentuan pemerintah pusat dalam pemberian beras raskin di Surabaya. “Jadi kami memakai aturan seperti itu. Datanya memang berbeda dalam setahun,” ujar Antik kemarin.
Ia melanjutkan, kalau memakai data BPS 2008, penerima beras raskin di Surabaya mencapai 110.117. Tiap KK bisa menerima 5 kg dengan harga Rp1.600. Keberadaan beras raskin sendiri memiliki arti besar bagi warga miskin untuk menyambung hidup.
Dengan adanya perubahan jumlah penerima raskin, katanya, bisa menjadi tolak ukur warga Surabaya yang bisa bangkit dari kemiskinan. Makanya pemkot tetap memakai aturan perubahan data yang dilakukan sepanjang 2012. “Kalau daftarnya surut kan baik, berarti ada warga miskin yang sudah mampu,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Surabaya Baktiono mengatakan, raskin selama ini memang memiliki fungsi besar bagi warga Surabaya. Data yang dipakai pemkot diharapkan jangan sampai berubah-ubah. “Kalau ada data yang berubah, bisa-bisa orang miskin tak tersentuh, ini yang berbahaya,” katanya.
Politisi PDIP Surabaya itu melanjutkan, data yang dirilis nanti harus bisa sesuai dengan kondisi warga yang sesungguhnya. “Jangan sampai warga yang benar-benar miskin malah nggak dapat,” tegasnya. (bro)
()