Kenaikan TDL akhirnya ditunda
A
A
A
Sindonews.com - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah akhirnya sepakat untuk menunda kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) sebesar 10 persen dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) 2012.
"Tadi sudah ada keputusan, TDL ditunda sampai kapannya belum tahu," ujar Menteri ESDM Jero Wacik di tengah Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR-RI di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (15/3/2012)
Menurut Jero, kemungkinan, di bulan-bulan mendatang, jika situasi akibat kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) sudah mereda dan harga minyak mentah Indonesia (ICP) agak melandai, kemungkinannya opsi ini kembali dipikirkan. "Kira-kira kalau nanti situasi sudah stabil di bulan Oktober nanti akan dibahas lagi," lanjut dia.
Karena usulan ini ditolak, pemerintah kemudian mengajukan dua opsi tambahan yang akan diajukan pada DPR untuk dimasukkan dalam RAPBNP 2012. Kedua opsi ini adalah besaran subsidi listrik sebesar Rp43 triliun dan Rp40 triliun.
Pada berita sebelumnya, kalangan pengusaha mengancam jika TDL dinaikkan secara bersamaan dengan kenaikan harga BBM tahun ini, maka terpaksa para pengusaha merumahkan pekerjanya sehingga tingkat pengangguran akan bertambah.
"Energi merupakan salah satu komponen utama dalam produksi yang menentukan harga jual dan daya saing produk selain biaya bahan baku dan tenaga kerja," ujar Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wanandi, kemarin.
Rencana pemerintah menaikkan TDL sebesar 10 persen Mei mendatang, dijelaskan Sofyan, akan membuat pengusaha membayar antara Rp4,7 juta sampai Rp7,5 miliar hanya untuk biaya listrik. "Jadi kalau naik semua, pasti ngaruh (ke pengurangan karyawan). Tidak ada cara lain. Apalagi kalau produk kita enggak bisa bersaing sama barang impor," lanjut dia.
Naiknya harga BBM, pelambatan ekonomi dunia, daya saing produk lokal, serta serbuan barang impor, membuat Sofyan tidak yakin. pengusaha akan siap denga kenaikan-kenaikan harga ini dalam sekejab. "Tunda dululah. Tahun depan kita mungkin akan siap dengan kenaikan TDL 10 persen ini," tambah dia. (ank)
"Tadi sudah ada keputusan, TDL ditunda sampai kapannya belum tahu," ujar Menteri ESDM Jero Wacik di tengah Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR-RI di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (15/3/2012)
Menurut Jero, kemungkinan, di bulan-bulan mendatang, jika situasi akibat kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) sudah mereda dan harga minyak mentah Indonesia (ICP) agak melandai, kemungkinannya opsi ini kembali dipikirkan. "Kira-kira kalau nanti situasi sudah stabil di bulan Oktober nanti akan dibahas lagi," lanjut dia.
Karena usulan ini ditolak, pemerintah kemudian mengajukan dua opsi tambahan yang akan diajukan pada DPR untuk dimasukkan dalam RAPBNP 2012. Kedua opsi ini adalah besaran subsidi listrik sebesar Rp43 triliun dan Rp40 triliun.
Pada berita sebelumnya, kalangan pengusaha mengancam jika TDL dinaikkan secara bersamaan dengan kenaikan harga BBM tahun ini, maka terpaksa para pengusaha merumahkan pekerjanya sehingga tingkat pengangguran akan bertambah.
"Energi merupakan salah satu komponen utama dalam produksi yang menentukan harga jual dan daya saing produk selain biaya bahan baku dan tenaga kerja," ujar Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wanandi, kemarin.
Rencana pemerintah menaikkan TDL sebesar 10 persen Mei mendatang, dijelaskan Sofyan, akan membuat pengusaha membayar antara Rp4,7 juta sampai Rp7,5 miliar hanya untuk biaya listrik. "Jadi kalau naik semua, pasti ngaruh (ke pengurangan karyawan). Tidak ada cara lain. Apalagi kalau produk kita enggak bisa bersaing sama barang impor," lanjut dia.
Naiknya harga BBM, pelambatan ekonomi dunia, daya saing produk lokal, serta serbuan barang impor, membuat Sofyan tidak yakin. pengusaha akan siap denga kenaikan-kenaikan harga ini dalam sekejab. "Tunda dululah. Tahun depan kita mungkin akan siap dengan kenaikan TDL 10 persen ini," tambah dia. (ank)
()