Alfaria genjot sektor jasa

Jum'at, 16 Maret 2012 - 08:55 WIB
Alfaria genjot sektor...
Alfaria genjot sektor jasa
A A A
Sindonews.com - Pemilik ritel Alfamart yakni PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) berharap bisa meningkatkan pendapatan dari sektor jasa seperti melayani tagihan pembayaran.

Untuk merealisasikan itu, perseroan telah menjalin kerja sama dengan sejumlah pihak. ”Kami ingin meningkatkan pendapatan dari sektor jasa. Saat ini, pendapatan dari sektor jasa masih kecil,”ujar Managing Director PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, Hans Prawira seusai penandatanganan kerja sama dengan anak usaha PT Telkom Tbk di Jakarta kemarin.

Dia menjelaskan, perseroan telah menjalin kerja sama dalam hal pembayaran kredit motor dengan WOM Finance dan FIF. Serta pembayaran rekening listrik dan penjualan token PLN. Menurutnya, jalinan kerja sama dengan Fin@Net akan memungkinkan masyarakat membayarkan tagihan berbagai produk PT Telkom seperti telepon rumah, Speedy, dan Yes TV.

Hans mengungkapkan,perluasan usaha sangat memungkinkan, mengingat saat ini perseroan telah memiliki 6.000 gerai.Sedangkan tahun ini perseroan menargetkan bisa menambah 800 gerai baru lagi.Beberapa di antaranya adalah daerah baru, seperti Makasar.

Dengan jumlah gerai yang banyak itu,diyakini memberikan kemudahan bagi konsumen untuk membayarkan tagihan. Corporate Secretary PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) Fernia Rosalie Kristanto menambahkan, tahun lalu perseroan mendapatkan pendapatan sekitar Rp18 triliun atau meningkat lebih dari 20 persen dibandingkan 2010 lalu.

Sedangkan,tahun ini pihaknya masih melakukan perhitungan. Perseroan telah menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp1,2 triliun.Dana tersebut diperuntukkan membuka gerai baru serta empat distribusi center.

Dananya berasal dari internal dan hasil penerbitan saham baru (rights issue). Dia mengatakan, penerbitan saham baru yang dilakukan perseroan senilai 343,18 juta saham, harga saham per lembarnya adalah sebesar Rp3.400 per saham.”Dari 800 gerai yang akan dibuka pada tahun ini.Sekitar 50% di antaranya merupakan franchise,”paparnya. Presiden Direktur Schroder Investment Management Indonesia, Michael Tjoajadi mengungkapkan, ada kecenderungan saham sektor ritel dan konsumer cenderung dihargai lebih tinggi.

Pasalnya, saham sektor ini tak terpengaruh pada perkembangan kondisi ekonomi luar negeri.“Sektor ini sangat dipengaruhi oleh pendapatan masyarakat,” kata dia baru-baru ini.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6047 seconds (0.1#10.140)