Industri automotif di luar Jawa terkendala SDM

Minggu, 18 Maret 2012 - 17:17 WIB
Industri automotif di luar Jawa terkendala SDM
Industri automotif di luar Jawa terkendala SDM
A A A
Sindonews.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai pembangunan kawasan industri khusus automotif di Indonesia membutuhkan kesiapan serta kekuatan sumber daya manusia (SDM).

Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kemenperin Dedi Mulyadi mengatakan kawasan industri khususnya automotif lebih mungkin dibangun di Jawa ketimbang luar Jawa. Pasalnya, kata dia, tingkat keterampilan SDM di Jawa sudah bertumbuh.

“Keunggulan dari industri automotif adalah SDM. Tidak bisa berdiri sendiri. Keterampilan SDM di Jawa sudah tumbuh. Kemungkinan dibangun di luar Jawa tidak mungkin,” kata Dedi dalam dalam workshop Kemenperin bertema "Pendalaman Kebijakan Industri" di Bandung, Jawa Barat akhir pekan lalu.

Dedi mencontohkan, kawasan industri automotif bisa dibangun di Kendal, Jawa Tengah. Demi melakukan ini, pihaknya akan mendorong pembangunan kawasan industri automotif di luar Jawa. Hal ini dikarenakan industri permesinan, tidak membutuhkan banyak air. “Ke depan kalau kita siapkan di luar Jawa. Industri permesinan tidak butuh air,” tambahnya.

Dia menyebutkan, luas lahan kawasan industri sekira 1.250 hektar (ha) tahun lalu. Kawasan itu mencakup Bekasi, Karawang, Tangerang, dan Serang. Dari jumlah itu, ditambahkan Dedi, sekira 52 persen lahan digunakan oleh industri automotif. Di tahun 2010 lalu, luas lahan di kawasan ini telah mencapai 530 hektare. Sedangkan untuk tahun ini, ada sekira 800 ha lahan yang siap digarap di Bojonegoro, tiga ribu hektare di Karawang, dan dua ribu hektar di Purwakarta.

“Dana investasi yang dibutuhkan untuk mengelola kawasan industri adalah sekira Rp600.000-1,5 juta per hektar. Dana itu, hanya untuk lahan dan belum termasuk biaya untuk lainnya seperti listrik,” jelas Dedi.

Dirinya mentargetkan, di tahun ini, ada 1.200 hektar lahan baru lagi yang siap menjadi industri dan lahan ini memerlukan infrastruktur.

”Masalah investasi ada tiga yaitu egoisme otonomi daerah sehingga perizinan jadi panjang, biaya ekonomi, dan infrastruktur,” tandasnya. (ank)

()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7123 seconds (0.1#10.140)