Pemerintah tunjuk BUMN produksi mobil listrik
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah akan memproduksi mobil bertenaga listrik sebagai alternatif penghematan bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri. Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, pemerintah tengah mempertimbangkan memproduksi mobil bertenaga listrik dalam jumlah besar.
Rencana tersebut saat ini masih dalam proses penjajakan seperti penentuan keterlibatan pelaku industri strategis lain dengan kemampuan memproduksi mobil. ”Kita akan membahas dan menentukan rencana ke depan untuk produksi mobil listrik,” ujar Dahlan Iskan di Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Tamansari, Kota Bandung, akhir pekan lalu.
Menurut dia, sejumlah kendala masih menjadi penghalang memproduksi mobil listrik nasional di antaranya kesiapan suku cadang dalam negeri.
Suku cadang tersebut diharapkan tidak mengadopsi suku cadang mobil yang sudah ada. Namun, memanfaatkan produk mobil dalam negeri yang telah siap pakai. Misalnya menggunakan rangka mobil Timor atau mobil Esemka yang diubah menjadi tenaga listrik. ”Lebih aman menggunakan mobil produksi dalam negeri, karena kalau menggunakan rangka bekas mobil buatan pabrikan dikhawatirkan memunculkan masalah di kemudian hari,” ucapnya.
Kendati pemerintah belum mengambil keputusan atas rencana tersebut, dia berkeyakinan dalam dua bulan ke depan akan ada contoh mobil listrik buatan dalam negeri. Menurut Dahlan, keputusan mengembangkan mobil listrik sebagai alternatif mengurangi konsumsi BBM di dalam negeri. Penggunaan mobil listrik bertenaga baterai justru akan memaksimalkan penggunaan listrik pada jam-jam tertentu terbuang sia-sia.
”Beban listrik sekarang kacau, terutama malam hari. Penggunaan mobil listrik diharapkan mampu memanfaatkan listrik yang terbuang pada jam-jam tertentu. Misalnya proses pengecasan dilakukan malam hari saat konsumsi listrik berkurang. Dengan begitu, beban listrik akan cenderung stabil,”paparnya.
Deputi Bidang Usaha Infrastruktur dan Logistik Kementerian BUMN Sumaryanto Widayatin menambahkan produksi mobil listrik bisa melibatkan sejumlah BUMN terkait. Seperti PT Inti, PT LEN, PT Pindad,dan PT Inka.BUMN tersebut bisa mengambil peran berdasarkan kemampuan dan spesifikasi di bidangnya. ”Sekarang masalahnya,kapan rencana ini kita realisasikan dan masuk production line,” ucapnya.
Rencana tersebut saat ini masih dalam proses penjajakan seperti penentuan keterlibatan pelaku industri strategis lain dengan kemampuan memproduksi mobil. ”Kita akan membahas dan menentukan rencana ke depan untuk produksi mobil listrik,” ujar Dahlan Iskan di Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Tamansari, Kota Bandung, akhir pekan lalu.
Menurut dia, sejumlah kendala masih menjadi penghalang memproduksi mobil listrik nasional di antaranya kesiapan suku cadang dalam negeri.
Suku cadang tersebut diharapkan tidak mengadopsi suku cadang mobil yang sudah ada. Namun, memanfaatkan produk mobil dalam negeri yang telah siap pakai. Misalnya menggunakan rangka mobil Timor atau mobil Esemka yang diubah menjadi tenaga listrik. ”Lebih aman menggunakan mobil produksi dalam negeri, karena kalau menggunakan rangka bekas mobil buatan pabrikan dikhawatirkan memunculkan masalah di kemudian hari,” ucapnya.
Kendati pemerintah belum mengambil keputusan atas rencana tersebut, dia berkeyakinan dalam dua bulan ke depan akan ada contoh mobil listrik buatan dalam negeri. Menurut Dahlan, keputusan mengembangkan mobil listrik sebagai alternatif mengurangi konsumsi BBM di dalam negeri. Penggunaan mobil listrik bertenaga baterai justru akan memaksimalkan penggunaan listrik pada jam-jam tertentu terbuang sia-sia.
”Beban listrik sekarang kacau, terutama malam hari. Penggunaan mobil listrik diharapkan mampu memanfaatkan listrik yang terbuang pada jam-jam tertentu. Misalnya proses pengecasan dilakukan malam hari saat konsumsi listrik berkurang. Dengan begitu, beban listrik akan cenderung stabil,”paparnya.
Deputi Bidang Usaha Infrastruktur dan Logistik Kementerian BUMN Sumaryanto Widayatin menambahkan produksi mobil listrik bisa melibatkan sejumlah BUMN terkait. Seperti PT Inti, PT LEN, PT Pindad,dan PT Inka.BUMN tersebut bisa mengambil peran berdasarkan kemampuan dan spesifikasi di bidangnya. ”Sekarang masalahnya,kapan rencana ini kita realisasikan dan masuk production line,” ucapnya.
()