BBM eceran di Balikpapan tembus Rp20.000 /liter

Selasa, 20 Maret 2012 - 13:12 WIB
BBM eceran di Balikpapan...
BBM eceran di Balikpapan tembus Rp20.000 /liter
A A A


Sindonews.com - Kota Balikpapan, salah satu kota di Kalimantan Timur yang bergelar kota minyak itu ternyata tidak membuat warganya mudah mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM). Ibarat pepatah, tikus mati di lumbung padi, begitulah kira-kira gambaran warga kota Balikpapan yang beberapa hari terakhir kesulitan mendapatkan BBM.

Selain antrean yang sangat panjang di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), di penjual eceran juga sulit didapatkan. Parahnya, harga di penjual eceran sudah tembus Rp20 ribu per liter. Para penjual ini juga kesulitan untuk antre di SPBU, karena polisi menjaga dengan ketat. Ketahuan mengantre lebih dari sekali, polisi akan menyita kendaraannya.

"Sekarang di penjual pinggir jalan, bensin sudah sampai Rp20 ribu per liter. Itu pun susah dapatnya, karena pedagang tidak lagi memajang jualannya di pinggir jalan, tapi sembunyi-sembunyi," kata Sahrul Akbar (30), warga yang tinggal di kawasan Batakan, Balikpapan Timur.

Jika mengantri di SPBU, Sahrul mengaku sering mengantre hingga tiga jam. Ia harus melawan panas dan teriknya matahari. Itu pun harus mengorbankan waktunya, habis hanya untuk memburu BBM.

"Saya guru, jadi kadang harus terlambat datang ke kelas hanya untuk antre. Beli di penjual eceran juga sering kalau kepepet waktu. Karena mahal ya kadang terpaksa rela antre panjang di SPBU," ujarnya.

Senasib dengan Sahrul, warga lain yang tidak punya uang lebih untuk membeli eceran dengan harga melambung tinggi. Antre tiga jam hanya untuk mendapatkan bensin tiga liter. Maklum, sepeda motor yang mereka gunakan jenis bebek.

Sementara itu, seorang penjual BBM eceran, Ali (48), mengatakan ia harus menjual BBM di pinggir jalan dengan tidak dipajang. Ia mengaku para pedagang eceran di Balikpapan tengah dipantau aparat kepolisian. Mereka menurunkan petugas intelejen untuk mencari pelaku penimbun BBM.

"Kemarin ada intel datangi saya, mereka memang cuma tanya-tanya. Tapi dari pertanyaannya petugas itu mau tahu berapa jumlah bensin yang saya simpan," kata Ali.

Keresahan tentu timbul di setiap penjual. Khawatir BBM yang disimpan untuk siap dijual dianggap sebagai upaya penimbunan BBM, penjual memilih tidak memajang bensin jualannya. Mereka tidak ingin ditangkap dan ditahan dengan tuduhan pelaku penimbunan BBM.

"Pembeli biasa tinggal tanya, ada bensin pak. Kami baru bilang ada dan menyampaikan harganya. Kalau setuju baru kita keluarkan," tambah Ali.

Tidak hanya itu, stok BBM di pengecer juga terbatas. Sehingga pemandangan pengendara roda dua harus mendorong motornya di jalan raya sudah lazim di kota minyak ini. Padahal di jantung kota Balikpapan berdiri megah kilang-kilang minyak yang dimiliki Pertamina Unit Pengolahan V. Minyak yang diolah juga bukan dari daerah lain, kebanyakan dari perut bumi Kaltim sendiri.

Meski bergelar kota minyak, warga Balikpapan kesulitan mendapatkan BBM. Antrian panjang juga menjadi pemandangan jamak tiap hari. Meski mengantre panjang dan lama, tidak otomatis bisa juga mendapatkan BBM. Sering SPBU kehabisan stok sebelum antrean habis, malah tambah panjang. "Saya antri dari pukul 01.00 tadi malam. Dapatnya jam 9 pagi," kata seorang pengendara mobil sambil lalu. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0463 seconds (0.1#10.140)