Petani Sumut diharapkan pertahankan lahan padi
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara (Sumut), Didi Harwon berharap kepada petani di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) supaya tidak mengalihfungsikan lahan pertanian padi yang sudah ada.
“Produktivitas padi harus ditingkatkan demi swasembada pangan sesuai dengan target dari Presiden sebesar 10juta ton/tahun. Presiden bahkan akan memberikan perhatian khusus bagi daerah yang berhasil meningkatkan pertaniannya,” kata Didi.
Menurut Didi, Indonesia mampu mengejar target ini, karena Indonesia memiliki lahan yang luas dan tanah yang subur. Maka itu, Indonesia harus berani menolak impor beras dari India, karena Indonesia sangat sanggup untuk memproduksi padi dan beras
“Berdasarkan laporan dari Kepala Dinas Pertanian Pemkab Tapteng dan hasil yang kami lihat langsung di lapangan, panen Padi jenis Impari 3-13 sukses dan berhasil tumbuh di Tapteng. Hasil panen terlihat cukup memuaskan mencapai 7-8 ton per hektar (Ha),” ungkap Didi Harwon.
Dikesempatan ini, Didi yang bersama peneliti dari BPTP Sumut, Akmal, mengungkapkan, ada tiga hal yang diperhatikan agar pertanian sukses, di antaranya bibit, pupuk, dan air.
Sebaik apapun bibit dan pupuk kata Didi, jika tidak ada pengairan atau irigasi yang baik, maka hasil yang dicapai nihil (nol). Maka itu, ia berharap pemerintah pusat dan daerah dalam hal ini dapat berperan aktif di dalam memperbaiki atau membuat irigasi, sehingga bibit yang ditanam bisa berhasil baik.
Di tempat terpisah, Wakil Ketua Komisi A DPRD Tapteng, Jamarlin Purba yang dikonfirmasi menyampaikan apresiasi dan dukungan atas pernyataan Kepala BPTP Sumut tersebut. Ia juga mengaku prihatin, banyaknya sekarang ini lahan–lahan pertanian Padi di Tapteng yang beralihfungsi.
Menurutnya, bila ini tidak dicegah, hasil pertanian Padi di Tapteng tidak akan tercapai maksimal, terlebih selain hasil panen petani yang masih kecil sekitar 2,5 ton–4 ton per hektar selama ini, masih banyaknya sarana dan prasarana yang harus diperbaiki.
“Lahan pertanian Padi memang harus dipertahankan. Namun untuk mempertahankan ini, pemerintah juga dituntut harus dapat memikirkan kesejahteraan petani Padi,” tuturnya.
Kepala Dinas Pertanian (Kadistan) Pemkab Tapteng, Dompak Simajuntak sebelumnya berharap agar Dinas Pertanian Sumut tetap memberikan perhatian kepada Tapteng. “Tentang penanaman Padi jenis Impari 3-13, para petani dan juga masyarakat sepakat untuk turun tanam bersama Mei 2012 mendatang di Desa Sipange, Kecamatan Tukka. Hal itu bertujuan untuk menghidari serangan penyakit dan juga cuaca serta hama,” tandasnya. (ank)
“Produktivitas padi harus ditingkatkan demi swasembada pangan sesuai dengan target dari Presiden sebesar 10juta ton/tahun. Presiden bahkan akan memberikan perhatian khusus bagi daerah yang berhasil meningkatkan pertaniannya,” kata Didi.
Menurut Didi, Indonesia mampu mengejar target ini, karena Indonesia memiliki lahan yang luas dan tanah yang subur. Maka itu, Indonesia harus berani menolak impor beras dari India, karena Indonesia sangat sanggup untuk memproduksi padi dan beras
“Berdasarkan laporan dari Kepala Dinas Pertanian Pemkab Tapteng dan hasil yang kami lihat langsung di lapangan, panen Padi jenis Impari 3-13 sukses dan berhasil tumbuh di Tapteng. Hasil panen terlihat cukup memuaskan mencapai 7-8 ton per hektar (Ha),” ungkap Didi Harwon.
Dikesempatan ini, Didi yang bersama peneliti dari BPTP Sumut, Akmal, mengungkapkan, ada tiga hal yang diperhatikan agar pertanian sukses, di antaranya bibit, pupuk, dan air.
Sebaik apapun bibit dan pupuk kata Didi, jika tidak ada pengairan atau irigasi yang baik, maka hasil yang dicapai nihil (nol). Maka itu, ia berharap pemerintah pusat dan daerah dalam hal ini dapat berperan aktif di dalam memperbaiki atau membuat irigasi, sehingga bibit yang ditanam bisa berhasil baik.
Di tempat terpisah, Wakil Ketua Komisi A DPRD Tapteng, Jamarlin Purba yang dikonfirmasi menyampaikan apresiasi dan dukungan atas pernyataan Kepala BPTP Sumut tersebut. Ia juga mengaku prihatin, banyaknya sekarang ini lahan–lahan pertanian Padi di Tapteng yang beralihfungsi.
Menurutnya, bila ini tidak dicegah, hasil pertanian Padi di Tapteng tidak akan tercapai maksimal, terlebih selain hasil panen petani yang masih kecil sekitar 2,5 ton–4 ton per hektar selama ini, masih banyaknya sarana dan prasarana yang harus diperbaiki.
“Lahan pertanian Padi memang harus dipertahankan. Namun untuk mempertahankan ini, pemerintah juga dituntut harus dapat memikirkan kesejahteraan petani Padi,” tuturnya.
Kepala Dinas Pertanian (Kadistan) Pemkab Tapteng, Dompak Simajuntak sebelumnya berharap agar Dinas Pertanian Sumut tetap memberikan perhatian kepada Tapteng. “Tentang penanaman Padi jenis Impari 3-13, para petani dan juga masyarakat sepakat untuk turun tanam bersama Mei 2012 mendatang di Desa Sipange, Kecamatan Tukka. Hal itu bertujuan untuk menghidari serangan penyakit dan juga cuaca serta hama,” tandasnya. (ank)
()