Penjualan Indofood capai Rp45,3 T
A
A
A
Sindonews.com - PT Indofood Sukses Makmur (INDF) membukukan penjualan bersih konsolidasi tahun 2011 sebesar Rp45,33 triliun, naik 18 persen dibanding tahun sebelumnya Rp38,40 triliun.
Seluruh kelompok usaha strategis grup, yaitu produk konsumen bermerek (CBP), Bogasari, Agribisnis, dan Distribusi mencatatkan pertumbuhan penjualan yang didorong oleh peningkatan volume penjualan dan peningkatan harga jual rata-rata. Grup CBP,Bogasari, Agribisnis, dan Distribusi masing-masing memberikan kontribusi sebesar 32 persen, 26 persen, 24 persen dan 8 persen terhadap penjualan bersih konsolidasi.
“(Ini menunjukkan) pertumbuhan ekonomi domestik yang berkelanjutan dengan berbagai potensi bagi perusahaan, namun di sisi lain ada berbagai tantangan baru,” ujar Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood Anthoni Salim dalam keterangan tertulisnya di Jakarta kemarin.
Dia mengungkapkan, total nilai penjualan grup Bogasari meningkat 16,0 persen didorong oleh kenaikan volume penjualan serta kenaikan harga jual rata-rata tepung terigu seiring dengan kenaikan harga gandum dunia.
Sementara, grup agrobisnis membukukan total nilai penjualan yang kuat sebesar 32,7 persen yang dipicu dari kenaikan volume penjualan dan harga jual rata-rata komoditas hasil perkebunan serta produk minyak goreng dan lembak nabati.
Sedangkan,laba bersih yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat naik 4,2 persen menjadi Rp3,08 triliun pada 2011 dari Rp2,95 triliun di tahun sebelumnya.
Sementara itu, anak perusahaan Indofood Sukses Makmur (INDF) yakni PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) mencatatkan, laba bersih yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas naik 15,9 persen menjadi Rp1,98 triliun dibanding tahun sebelumnya mencapai dari Rp1,7 triliun. Anthoni mengungkapkan, kenaikan laba itu didorong dari pendapatan keuangan bersih dan margin laba bersih naik menjadi 10,2 persen dari 9,5 persen pada tahun sebelumnya.
Dia menjelaskan, penjualan bersih konsolidasi ICBP sebesar Rp19,37 triliun atau naik 7,8 persen dari Rp17,96 triliun di 2010.
Analis dari Analis Waterfront Securities, Oktavianus Marbun mengatakan, naik tipisnya pendapatan perseroan lebih disebabkan pelemahan kurs rupiah dalam membeli bahan baku anak usaha. “Tapi secara umum kinerjanya sudah cukup baik, mengingat perekonomian dunia cenderung mengalami pelemahan,” tutur dia.
Tahun ini, Oktavianus mengaku optimistis kinerja perseroan bisa meningkat minimal seperti yang diraih pada tahun lalu. Pasalnya, harga CPO yang dimiliki anak usaha terus mengalami peningkatan. Sehingga diyakini bisa menutup dampak kenaikan harga BBM yang mungkin mempengaruhi penjualan anak usaha lainnya.
Apalagi, lanjut dia, sektor konsumer sangat dipengaruhi oleh pendapatan masyarakat.“Jika tahun ini pendapatan masyarakat mengalami peningkatan cukup signifikan, maka dampak kenaikan harga BBM diyakini tidak akan terlalu berpengaruh pada penjualan emiten,” paparnya. (ank)
Seluruh kelompok usaha strategis grup, yaitu produk konsumen bermerek (CBP), Bogasari, Agribisnis, dan Distribusi mencatatkan pertumbuhan penjualan yang didorong oleh peningkatan volume penjualan dan peningkatan harga jual rata-rata. Grup CBP,Bogasari, Agribisnis, dan Distribusi masing-masing memberikan kontribusi sebesar 32 persen, 26 persen, 24 persen dan 8 persen terhadap penjualan bersih konsolidasi.
“(Ini menunjukkan) pertumbuhan ekonomi domestik yang berkelanjutan dengan berbagai potensi bagi perusahaan, namun di sisi lain ada berbagai tantangan baru,” ujar Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood Anthoni Salim dalam keterangan tertulisnya di Jakarta kemarin.
Dia mengungkapkan, total nilai penjualan grup Bogasari meningkat 16,0 persen didorong oleh kenaikan volume penjualan serta kenaikan harga jual rata-rata tepung terigu seiring dengan kenaikan harga gandum dunia.
Sementara, grup agrobisnis membukukan total nilai penjualan yang kuat sebesar 32,7 persen yang dipicu dari kenaikan volume penjualan dan harga jual rata-rata komoditas hasil perkebunan serta produk minyak goreng dan lembak nabati.
Sedangkan,laba bersih yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat naik 4,2 persen menjadi Rp3,08 triliun pada 2011 dari Rp2,95 triliun di tahun sebelumnya.
Sementara itu, anak perusahaan Indofood Sukses Makmur (INDF) yakni PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) mencatatkan, laba bersih yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas naik 15,9 persen menjadi Rp1,98 triliun dibanding tahun sebelumnya mencapai dari Rp1,7 triliun. Anthoni mengungkapkan, kenaikan laba itu didorong dari pendapatan keuangan bersih dan margin laba bersih naik menjadi 10,2 persen dari 9,5 persen pada tahun sebelumnya.
Dia menjelaskan, penjualan bersih konsolidasi ICBP sebesar Rp19,37 triliun atau naik 7,8 persen dari Rp17,96 triliun di 2010.
Analis dari Analis Waterfront Securities, Oktavianus Marbun mengatakan, naik tipisnya pendapatan perseroan lebih disebabkan pelemahan kurs rupiah dalam membeli bahan baku anak usaha. “Tapi secara umum kinerjanya sudah cukup baik, mengingat perekonomian dunia cenderung mengalami pelemahan,” tutur dia.
Tahun ini, Oktavianus mengaku optimistis kinerja perseroan bisa meningkat minimal seperti yang diraih pada tahun lalu. Pasalnya, harga CPO yang dimiliki anak usaha terus mengalami peningkatan. Sehingga diyakini bisa menutup dampak kenaikan harga BBM yang mungkin mempengaruhi penjualan anak usaha lainnya.
Apalagi, lanjut dia, sektor konsumer sangat dipengaruhi oleh pendapatan masyarakat.“Jika tahun ini pendapatan masyarakat mengalami peningkatan cukup signifikan, maka dampak kenaikan harga BBM diyakini tidak akan terlalu berpengaruh pada penjualan emiten,” paparnya. (ank)
()