Tempe siap goes internasional
A
A
A
Sindonews.com - Tempe saat ini makin booming bahkan mendunia. Produk makanan asli Indonesia ini akhirnya disetujui menjadi new work of standard regional codex pada sidang codex alimentarius commission (CAS) ke 34 di Jenewa Swiss pada 4-9 juli 2011, setelah sebelumnya direview sidang executive committe ke 65 di swiss tanggal 28 juni-1 juli 2011.
"Karena tempe berasal dari Indonesia maka sangat logis jika Indonesia terus mendukung upaya penyusunan standar tempe di forum internasional," kata Kepala Badan Standarisasi Nasional (BSN), Bambang Setiadi usai menghadiri Ulang tahun ke 15 BSN di Balai Sarbini, Rabu (21/3/2012).
Menurut Bambang, dengan disetujuinya Tempe sebagai new work of standard regional codex, maka Indonesia mempunyai kesempatan untuk menyusun standar tersebut dengan memperhatikan kepentingan dan kemampuan industri nasional, serta mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SNI) yang telah kita miliki. "Indonesia telah memiliki pengalaman ketika kita mengembangkan standar mi instan," ujar Bambang.
Dengan sejarah panjang yang diupayakan BSN, perjuangan mengusulkan tempe menjadi bagian dari industri pangan dunia adalah puncak dari keberhasilan bagi seluruh industri tempe nasional.
Data menunjukkan industri tempe di Indonesia saat ini melibatkan 32.171 jumlah usaha, dengan jumlah tenaga kerja mencapai 83.352 orang, nilai bahan baku dan bahan pembantu Rp 54,9 triliun, nilai produksi Rp92,3 triliun dan nilai tambahnya mencapai Rp37,3 triliun.
Sementara itu dalam rangka menyambut HUT ke 15, BSN menyelenggarakan serangkaian kegiatan yang mengangkat tema "Tempe goes internasional". Pada HUT kali ini akan diselenggarakan rangkaian acara pameran produk tempe dan olahannya, pameran foto, serta seminar di Plaza Semanggi pada 21-22 Maret 2012. (ank)
"Karena tempe berasal dari Indonesia maka sangat logis jika Indonesia terus mendukung upaya penyusunan standar tempe di forum internasional," kata Kepala Badan Standarisasi Nasional (BSN), Bambang Setiadi usai menghadiri Ulang tahun ke 15 BSN di Balai Sarbini, Rabu (21/3/2012).
Menurut Bambang, dengan disetujuinya Tempe sebagai new work of standard regional codex, maka Indonesia mempunyai kesempatan untuk menyusun standar tersebut dengan memperhatikan kepentingan dan kemampuan industri nasional, serta mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SNI) yang telah kita miliki. "Indonesia telah memiliki pengalaman ketika kita mengembangkan standar mi instan," ujar Bambang.
Dengan sejarah panjang yang diupayakan BSN, perjuangan mengusulkan tempe menjadi bagian dari industri pangan dunia adalah puncak dari keberhasilan bagi seluruh industri tempe nasional.
Data menunjukkan industri tempe di Indonesia saat ini melibatkan 32.171 jumlah usaha, dengan jumlah tenaga kerja mencapai 83.352 orang, nilai bahan baku dan bahan pembantu Rp 54,9 triliun, nilai produksi Rp92,3 triliun dan nilai tambahnya mencapai Rp37,3 triliun.
Sementara itu dalam rangka menyambut HUT ke 15, BSN menyelenggarakan serangkaian kegiatan yang mengangkat tema "Tempe goes internasional". Pada HUT kali ini akan diselenggarakan rangkaian acara pameran produk tempe dan olahannya, pameran foto, serta seminar di Plaza Semanggi pada 21-22 Maret 2012. (ank)
()