Kerajaan Bisnis Runtuh, Taipan Minyak Singapura Lim Oon Kuin Resmi Bangkrut
loading...
A
A
A
JAKARTA - Taipan Lim Oon Kuin telah dinyatakan pailit di Singapura , menyusul runtuhnya kerajaan perdagangan minyaknya. Nama pendiri Hin Leong Trading Pte. dan anak-anaknya, Lim Huey Ching dan Lim Chee Meng, terdaftar sebagai pihak yang telah menerima perintah pailit pada 19 Desember, demikian ditunjukkan oleh lembaran negara. Lim yang lebih muda adalah direktur di perusahaan tersebut.
Leow Quek Shiong dan Seah Roh Lin dari BDO Advisory Pte. Ltd. adalah pengawasnya, menurut lembaran negara tersebut. Pada puncak kejayaannya, Hin Leong memperdagangkan berbagai produk minyak, membuat pelumas, dan mengoperasikan terminal bongkar muat dan fasilitas penyimpanan. Namun, kejatuhan pria yang dikenal luas sebagai OK Lim ini terjadi pada 2020, ketika Covid-19 membuat harga minyak terjun bebas.
Hin Leong dituduh menyembunyikan kerugian lebih dari $800 juta dan meninggalkan lebih dari 20 bank dengan kewajiban yang sangat besar. Pengadilan Tinggi Singapura pada bulan September menyetujui kesepakatan Lim untuk membayar USD3,59 miliar kepada likuidator perusahaannya yang bangkrut dan kreditor HSBC Holdings Plc, mengakhiri kasus perdata yang menimpanya.
Lim, 82 tahun, dikutip dari Business Standard mengatakan pada saat itu bahwa ia tidak memiliki aset yang cukup untuk membayar semuanya dan akan mengajukan permohonan pailit. Secara terpisah, Lim dijatuhi hukuman penjara pada bulan November karena menipu HSBC dan melakukan pemalsuan. Lim mengajukan banding dan tidak akan mulai menjalani hukumannya sampai setelah sidang banding.
Leow Quek Shiong dan Seah Roh Lin dari BDO Advisory Pte. Ltd. adalah pengawasnya, menurut lembaran negara tersebut. Pada puncak kejayaannya, Hin Leong memperdagangkan berbagai produk minyak, membuat pelumas, dan mengoperasikan terminal bongkar muat dan fasilitas penyimpanan. Namun, kejatuhan pria yang dikenal luas sebagai OK Lim ini terjadi pada 2020, ketika Covid-19 membuat harga minyak terjun bebas.
Hin Leong dituduh menyembunyikan kerugian lebih dari $800 juta dan meninggalkan lebih dari 20 bank dengan kewajiban yang sangat besar. Pengadilan Tinggi Singapura pada bulan September menyetujui kesepakatan Lim untuk membayar USD3,59 miliar kepada likuidator perusahaannya yang bangkrut dan kreditor HSBC Holdings Plc, mengakhiri kasus perdata yang menimpanya.
Lim, 82 tahun, dikutip dari Business Standard mengatakan pada saat itu bahwa ia tidak memiliki aset yang cukup untuk membayar semuanya dan akan mengajukan permohonan pailit. Secara terpisah, Lim dijatuhi hukuman penjara pada bulan November karena menipu HSBC dan melakukan pemalsuan. Lim mengajukan banding dan tidak akan mulai menjalani hukumannya sampai setelah sidang banding.
(nng)